Scroll untuk membaca artikel
Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Senin, 05 September 2022 | 18:19 WIB
Kapolres Ponorogo AKBP. Catur C Wibowo terkait kasus santri meninggal tidak wajar. (Foto: Endra Dwiono/beritajatim.com)

SuaraJatim.id - Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo menyatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan seorang santri meninggal dunia diduga akibat penganiayaan di pondok pesantren ternama wilayah setempat.

AKBP Catur menegaskan pihaknya mulai melakukan penyelidikan dugaan santri meninggal tidak wajar tersebut.

“Sudah kita tindaklanjuti terkait dengan curhatan seorang ibu di acaranya Hotman Paris yang diunggah di instagramnya,” katanya mengutip dari Beritajatim.com jejaring Suara.com, Senin (5/9/2022).

Dijelaskannya, Minggu (4/9/2022) malam, Ia langsung  menemui pengelola pondok pesantren.

Baca Juga: 6 Fakta Santri di Pondok Pesantren Jawa Timur Meninggal: Diduga Kekerasan, Ibu Ngadu ke Hotman Paris

Terungkap, kematian santri ini dari awal memang tidak ada pelaporan ke Polres Ponorogo maupun ke Polsek Mlarak.

“Jadi saya sampaikan kejadian itu belum ada pelaporannya,” katanya.

Dari hasil pertemuan yang dilakukan, pihak ponpes kooperatif tentang kejadian tersebut. Kekinian, pihaknya masih melakukan penyelidikan.

“Progres akan kita sampaikan lebih lanjut,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Hotman Paris Hutapea membuat postingan cukup mengejutkan di Instagram. Pada Minggu (4/9/2022), Hotman menyentil sebuah kasus di Ponorogo, yaitu kematian seorang santri.

Baca Juga: Hotman Paris Sentil Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR dan DPRD: Apa Pembenarannya?

Dalam postingan tersebut, terlihat seorang ibu di Kota Palembang yang menangis di depan Hotman. Ibu itu mengadukan kasus kematian anaknya, salah satu santri di Ponorogo, yang diduga mengandung kejanggalan dalam proses penanganannya.

Anak pertama ibu itu diduga meninggal karena tindakan penganiayaan atau kekerasan. Jenazah anak yang berumur 17 tahun pada bulan Desember nanti itu meninggal di pondok pada tanggal 22 Agustus 2022.

Selang sehari, tepatnya tanggal 23 Agustus, jenazah anak tiba di rumah duka di Palembang. Melihat kondisi jenazah dengan kain kafan masih berdarah, sang ibu menduga kematian anaknya tidak wajar.

Load More