Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Rabu, 07 September 2022 | 16:05 WIB
Mahasiswa memblokir jalur nasional di Mojokerto, demo menolak kenaikan harga BBM subsidi, Rabu (7/9/2022).[Suara Jatim/Zen Arivin]

SuaraJatim.id - Demo menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi terus digelar elemen mahasiswa di sejumlah daerah di Jawa Timur ( Jatim ).

Siang tadi mahasiswa di Lamongan pun menggelar demonstrasi serupa. Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi sampai memblokir jalan nasional.

Awalnya mereka berkumpul di Plaza Lamongan. Kemudian mereka menduduki pertigaan Tugu Kencana Adipura. Mereka di sana melakukan pemblokiran terhadap jalan poros Nasional Lamongan-Surabaya, meliputi Jalan Raya Panglima Sudirman dan Jalan Raya Agung Suprapto.

Setelah sekitar 20 menit, massa lalu longmarch dan berjalan kaki menuju ke Gedung DPRD Lamongan. Kedatangan massa ini pun langsung disambut oleh Ketua DPRD Lamongan, Abdul Ghofur.

Baca Juga: Demo di DPRD Sumut, Mahasiswa Bentangkan Spanduk "Gedung Ini Disita"

Dalam kesempatan ini, Ketua PC PMII Lamongan, Sirojul Munir menyampaikan bahwa kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM ini tidak tepat.

"Kita menolak kenaikan BBM. Kebijakan pemerintah ini tidak tepat. Pasalnya, kebijakan ini dilakukan saat masyarakat masih berupaya untuk melakukan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19," katanya dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Rabu (7/9/2022).

Menurut Rojul, kebijakan naiknya BBM ini tidak rasional, karena akan menambah beban masyarakat, utamanya kelas bawah. Selain itu, naiknya BBM ini juga berdampak pada naiknya sejumlah komoditi.

"Tentunya tidak rasional dan tidak dibenarkan jika masyarakat menjadi korban. Harga komoditas seperti makanan dan jasa ikut naik," katanya.

"Bisa dipastikan negara sedang dibayangi ancaman inflasi dan menggerus daya beli masyarakat. Masyarakat akan semakin kesusahan menghadapi dampak dari kebijakan ini," ujarnya menambahkan.

Baca Juga: Mahasiswi Demo Tolak Kenaikan BBM Berdarah-darah, Kapolri Didesak Evaluasi Tindakan Represif Polisi di Bengkulu

Lebih lanjut, Rojul berkata bahwa relokasi sebagian anggaran BBM bersubsidi ke bansos ini bukanlah sebuah solusi yang tepat. Mengingat, bansos sendiri masih banyak permasalahan dari hulu ke hilir terkait mekanisme dan teknis penyerapannya.

Diungkapkan Rojul, bansos tidak menjamin adanya kesejahteraan bagi masyarakat kelas bawah, sebab sifatnya hanya konsumtif. Ia menyebut, hal ini justru akan membuat kegaduhan baru di tengah-tengah masyarakat dan memperlambat gerak pemulihan ekonomi itu sendiri.

"BBM naik bukan solusi tepat. Masyarakat tidak boleh dikambanghitamkan atas meningkatnya anggaran subsidi dan penggunaan BBM subsidi yang tidak tepat sasaran. Sebab, menaikkan harga BBM sama halnya memperlambat pemulihan ekonomi," katanya.

Sebelumnya, demonstrasi yang digelar mahasiswa ini terjadi sejak tiga hari belakangan ini. Di Malang, demonstrasi digelar mahasiswa pada Senin (05/09/2022). Sehari berikutnya mahasiswa di Sampang Madura, Jember dan Ngawi.

Hari ini demo digelar oleh mahasiswa di Jombang, Mojokerto dan Lamongan serta sejumlah daerah lain. Selain elemen mahasiswa, demonstrasi menolak kenaikan harga BBM ini juga digelar para buruh di Surabaya.

Load More