Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 26 September 2022 | 19:19 WIB
Kekeringan di Sampang Madura Jawa Timur [Foto: Beritajatim]

SuaraJatim.id - Kekeringan memang sedang melanda sejumlah daerah di Jawa Timur ( Jatim ), khususnya daerah-daerah di Pulau Madura. Kemarin di Pamekasan dilaporkan ratusan dusun dilanda kekeringan.

Terbaru, sejumlah kawasan di Sampang pun mengalami kondisi serupa. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPB) Kabupaten Sampang, mencatat sebanyak 63 desa di wilayahnya mengalami bencana kering kritis dalam tahun 2022 ini.

Hal ini disampaikan Kepala Pelaksana BPBD setempat Asroni. Ia menjelaskan istilah kering kritis ini merupakan kondisi apabila jarak antar rumah dengan sumber air bersih berjarak lebih dari lima kilometer.

"Ukurannya melihat jarak dari rumah ke lokasi sumber mata air untuk kebutuhan masak, cuci, minum dan mandi," katanya dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Senin (26/9/2022).

Baca Juga: Ketika Daerah Lain di Jatim Kekeringan, Pacitan Malah Diguyur Hujan Deras, Alun-alun Sampai Tergenang Begini

Ia juga menyebut ada 4 Kecamatan yang tidak masuk kategori kering kritis. Di antaranya Kecamatan Camplong, Jrengik, Omben dan Ketapang.

"Data tersebut berdasarkan laporan dari masing-masing kecamatan. Pihaknya juga berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan OPD untuk meninjau kembali fakta di desa yang mengalami kering kritis," ujarnya.

Sekedar diketahui, 63 desa yang dikategorikan kering kritis tahun 2022 tersebar di 10 kecamatan dari total 14 kecamatan se-Kabupaten Sampang. Jumlah ini lebih kecil dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 74 desa dan satu kelurahan.

Kekeringan di Pamekasan lebih luas

Sementara itu, kekeringan di Pamekasan lebih luas lagi, yakni sebanyak 332 dusun yang tersebar di 72 desa mengalami kekeringan hebat musim kemarau ini.

Baca Juga: Sebanyak 332 Dusun di Pamekasan Mengalami Kekeringan Parah di Musim Kemarau Ini

Sebanyak 332 dusun itu berada di sembilan kecamatan. Data ini berdasar dari penjelasan Kepala BPBD Pamekasan, Amin Jabir, Minggu kemarin (25/9/2022).

"Berdasar catatan kami, terdapat sebanyak 332 dusun yang tersebar di 72 desa berbeda di Pamekasan, mengalami kekeringan akibat kemarau tahun ini," katanya sambil menegaskan kalau kondisinya juga termasuk kekeringan kritis dan kekeringan langka.

"Kekeringan kritis terjadi akibat pemenuhan air di dusun sebanyak 10 liter per hari untuk setiap orang, serta jarak tempuh ketersediaan air bersih sejauh 3 kilometer (km)," ujarnya menambahkan.

"Sementara untuk katagori kekeringan langka, kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat, sekitar 0,5 hingga 3 km," katanya.

Bahkan untuk menanggulangi dampak kekeringan tersebut, pihaknya juga sudah mulai melakukan pendistribusian air bersih untuk titik kekeringan di wilayah setempat.

Load More