SuaraJatim.id - Kasus demam berdarah dengue (DBD) masih tetap harus diwaspadai warga Probolinggo Jawa Timur ( Jatim ). Meskipun secara angka saat ini kasusnya menurun.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana atau Dinkes-P2KB Kota Probolinggo, sejak Januari-September 2022 tercatat ratusan kasus DBD terjadi, empat di antaranya berujung kematian.
Pada Januari 2022 terdapat 38 kasus, Februari 45 kasus, Maret 40 kasus, April 28 kasus dan Mei 24 kasus. Selanjutnya di bulan Juli ada 10 kasus, Agustus 5 kasus, dan September 6 kasus. Berdasarkan data tersebut maka, jumlah kasus DBD di Kota Probolinggo mengalami penurunan.
"Jadi kasus DBD di Kota Probolinggo cenderung menurun. Kasus DBD terbanyak adalah di bulan Januari 2022. Ini karena memang saat itu sedang musim hujan," kata Plt Kepala Dinkes P2KB dr Nurul Hasanah Hidayati, dikutip dari timesindonesia.co.id jejaring media suara.com, Senin (24/10/2022).
Baca Juga: Satu Keluarga Tertabrak Truk di Probolinggo, Ibu-Anak Selamat Tapi Ayah Meninggal di Tempat
Turunnya angka kasus DBD di Kota Probolinggo, lanjutnya, tak lepas dari kegiatan sosialisasi dan langkah preventif yang dilakukan oleh Dinkes P2KB. Langkah preventif dimaksud, yakni jika terjadi kasus DBD maka petugas Dinkes P2KB langsung melakukan penyelidikan epidemiologi.
"Jadi jika terjadi kasus di suatu tempat, maka petugas akan datang langsung ke lokasi untuk melakukan penelitian kasus. Bukan hanya kepada pasien dan keluarga pasien, tetapi juga keseluruhan lingkungan," kata perempuan yang karib disapa dokter Ida itu.
Lalu, jika ada kasus meninggal karena DBD, maka langkah epidemiologi yang dilakukan petugas lebih intensif lagi. "Baru dari hasil tersebut, akan ditentukan apakah perlu di-fogging (Pengasapan, Red) atau tidak,” kata dokter Ida.
Fogging ini, menurut dokter Ida, tidak serta merta dilakukan. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi sebelum dilakukan fogging.
Sementara menurut dokter Lusi Tri Wahyuni, selalu Sub Koordinator Pencegahan Pengendalian Penyakit pada Dinkes-P2KB, fogging terbagi menjadi dua. Yang pertama, fogging fokus dan fogging masal. Fogging masal bisa dilakukan jika tren kenaikan angka kasus secara progresif.
"Alhamdulillah, tren DBD di Kota Probolinggo menurun. Jadi masih belum ada indikasi, dan fogging belum perlu untuk dilakukan," ujar dr Lusi.
Sementara, fogging fokus merupakan pengasapan yang dilakukan terfokus atas indikasi penyidikan epidemi.
"Dari adanya laporan kasus, kemudian dilakukan pelacakan ke lokasi kasus. Dalam radius 100 meter akan dilihat apakah ada kasus DBD lainnya dan bagaimana dengan angka bebas jentik di lingkungan tersebut," ujarnya.
Diketahui, demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh vector nyamuk. Pada level pencegahan, pengendaliannya ada pada masyarakat.
Oleh karenanya Dinkes-P2KB mengimbau kepada masyarakat agar tetap melakukan pencegahan dengan 3M plus, yaitu menguras, menutup, dan mengubur barang-barang yang bisa menjadi sarang nyamuk.
Sedangkan untuk kegiatan plusnya adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan.
Kemudian menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
Sementara jumlah kasus demam berdarah dengue atau DBD Kota Probolinggo terbanyak di Kecamatan Kanigaran dan kecamatan Mayangan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi banyaknya jumlah kasus DBD, di antaranya kepadatan penduduk dan kebersihan lingkungan.
Berita Terkait
-
6 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan, Salah Satunya Influenza!
-
Cara Mencegah Terserangnya Penyakit Demam Berdarah
-
Kasus Dana Hibah Jatim, KPK Periksa 6 Tersangka Termasuk Politikus PDIP dan Gerindra
-
Nyamuk Wolbachia: Solusi Terobosan dalam Perang Melawan DBD di Indonesia?
-
Dosen Prodi Linguistik Indonesia UPN Jatim Ajak Siswa SMAN 2 Probolinggo Siap Hadapi Tantangan Bahasa di Era Digital
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
5 HP Redmi Sejutaan dengan Baterai Lega dan HyperOS, Murah Tapi Kencang!
-
Hak Masyarakat Adat di Ujung Tanduk, Koalisi Sipil Kaltim Mengecam Kekerasan di Paser
-
Waspada, Kebiasaan Matikan Lampu Motor di Siang Hari Bisa Berujung Bui
-
Kenaikan PPN 12% Jadi Nestapa Kelas Menengah, Orang Kaya Sulit Dipajaki?
-
Pusing Dah! Isu Dipecat, Shin Tae-yong Dibebankan Menang Lawan Arab Saudi di Tengah Rekor Buruk Timnas Indonesia
Terkini
-
Tragedi Carok Sampang, Polda Jatim Amankan Satu Orang
-
Bapemperda DPRD Jatim Bakal Bahas 21 Raperda Pada 2025, Ini Rinciannya
-
Tragedi Kabel Berubah Jadi 'Jerat Maut' di Jombang, Pengendara Motor Meninggal Dunia
-
Cerita Kronologi Carok Sampang, Korban Saksi Salah Satu Paslon di Pilkada
-
Ngeri! Detik-detik Carok di Sampang Viral di Media Sosial, Polisi Turun Tangan