Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Minggu, 06 November 2022 | 15:14 WIB
ilustrasi gas

SuaraJatim.id - Pipa gas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk wilayah Bojonegoro Jawa Timur ( Jatim ) ternyata sering kali bocor. Bahkan kebocoran ini hampir setiap hari.

Hal ini disampaikan Operation and Maintenance PT PGN Area Bojonegoro, Edy Sulistyono. Ia mengungkapkan, bahkan per tanggal 1 hingga 3 November 2022 sudah terjadi kebocoran sebanyak 48 kali.

Kebocoran yang sering terjadi menurut Edy, karena faktor anomali atau ketidaknormalan di jaringan pipa setelah gas metering yang dipasang oleh Hutama Karya (HK) sebagai kontraktor pelaksana.

Dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, kebocoran akibat faktor anomali ini biasanya terjadi di pemasangan instalasi meter, sambungan kompor, dan pipa sambungan rumah.

Baca Juga: Di Bojonegoro Anggota Parpol Juga Terdeteksi Jadi Panwascam

"Kalau anomali di jaringan, paling banyak ada di sambungan karena kurang rapat. Penanganannya hanya diperkuat antarsambungan," ujarnya, Minggu (6/11/2022).

Sedangkan, faktor lain yakni, non anomali. Seperti misalnya pipa jaringan terkena benda tajam. Beberapa penyebab terjadinya kebocoran akibat non anomali ini sebagian besar karena dampak pembangunan proyek trotoar.

"Seperti yang kemarin jaringan terkena alat berat maupun cangkul. Seperti laporan masuk di Jalan Mastrip," terangnya.

Bau menyengat sejak Jumat (4/11/2022) lalu juga tercium di Regulator Sector (RS) 04 yang ada di halaman Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jalan Panglima Sudirman. Namun, dia memastikan bau tersebut bukan karena kebocoran jaringan.

Tetapi, bau odorant akibat squishing area. Yakni, sisa gas dari penjepitan atau squishing dari pipa yang bocor di lokasi lain yang harus dibuang ke area terbuka.

Baca Juga: Berkas Lengkap, Pejabat Kejari Bojonegoro Tersangka Sodomi Pelajar Segera Disidang

Bau yang muncul ini bau liquid odorant dari sisa flushing. Untuk memberi tanda pada gas bumi. Karena gas bumi tidak berbau. Kami sudah cek pakai Laser Mini Methane, tidak ada gas bocor di sekitar RS 04,” terangnya.

Edy menjelaskan, memang saat ini Subholding Gas PT Pertamina Persero, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Area Bojonegoro meningkatkan jumlah cairan pembau gas bumi (odorant) untuk mendeteksi adanya kebocoran. Hal itu dilakukan guna mempermudah mendeteksi gas bumi dan pengecekan jaringan yang bocor.

Penambahan liquid odorant ditingkatkan sebanyak 0,05 gram setiap dua jam pada gas bumi.

"Baunya memang lebih kuat. Tetapi ini kami lakukan untuk mengecek apakah ada kebocoran di infrastuktur gas bumi," katanya menambahkan.

Load More