Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Kamis, 10 November 2022 | 15:27 WIB
Sejumlah peserta tapak tilas Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 berziarah ke makam Proklamator RI yang juga penggagas semangat persatuan bangsa Asia-Afrika membangun perdamaian dunia, Ir. Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur, Kamis (10/11/2022). ANTARA/ HO-PDIP

SuaraJatim.id - Para akademisi dari 33 negara berziarah ke makam Proklamator RI Ir Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur. Mereka adalah peserta tapak tilas Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955. Diketahui, selain proklamator, Bung Karno juga merupakan penggagas semangat persatuan bangsa Asia-Afrika membangun perdamaian dunia.

Kegiatan tersebut dilaksanakan bertepatan dengan Hari Pahlawan. Sebelumnya, mereka sudah mengikuti rangkaian acara dari Jakarta dan Bandung.

"Sebuah kehormatan besar bagi kami orang Indonesia menerima Anda semua di Kota Blitar, yang menjadi kota ziarah karena adanya makam Bung Karno sebagai Proklamator Indonesia," kata Darwis Khudori, seorang doktor asal Indonesia yang tinggal di Prancis, yang menggagas sekaligus jadi peserta acara itu, Kamis.

Sebelum ziarah ke makam sang Proklamator, para akademisi tersebut ikut menghadiri upacara Hari Pahlawan di halaman kompleks makam Bung Karno. Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto.

Baca Juga: Istri Bupati Ogan Ilir Bangga HR Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Sebagai Cucu, Terharu Pada Kakek

Selain akademisi, sejumlah kader PDIP dari Jawa Timur juga ikut serta kegiatan itu. Tampak hadir Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari serta mantan Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana.

Kepada para peserta, Hasto mengatakan ziarah di makam Bung Karno demi mendoakan agar Bung Karno mendapat tempat terbaik di Surga. Tak hanya itu, ziarah juga bermaksud agar belajar dari perjuangannya dan mewarisi semangatnya.

"Kami berharap semangat membangun tatanan dunia baru tanpa kolonialisme dan semangat membangun solidaritas antar sesama, terus dikuatkan," kata Hasto.

Ia menambahkan perlunya semangat untuk gotong royong membangun bangsa.

"Di sinilah kita bergandengan tangan dalam mewujudkan kesetaraan internasional serta kerja sama politik yang saling menghargai setiap negara dan semangat kerja sama ekonomi dan budaya dalam rangka membangun tatanan dunia yang lebih adil, damai, dan sejahtera," kata Hasto.

Baca Juga: Cara Unik Ditlantas Polda Sumbar Peringati Hari Pahlawan di Jalan Raya Padang, Minta Pengendara Heningkan Cipta

Hasto menambahkan bagi Indonesia dan PDIP pada khususnya, perjuangan panjang mewujudkan cita-cita itu takkan pernah sia-sia.

"Seperti yang diyakini Bung Karno, bahwa ketika kita memperjuangkan kepentingan umat manusia, seluruh perjuangan tidak akan pernah sia-sia. Tidak ada pengorbanan yang sia-sia," ujar Hasto.

Selesai upacara, Hasto mengajak para akademisi itu untuk duduk bersila dan mendoakan Bung Karno. Para peserta nampak khidmat menunduk mendoakan Bung Karno. Mereka ikut memanjatkan doa untuk Presiden pertama Indonesia itu. Tidak lupa semua peserta juga menabur bunga di area makam.

Sementara itu, acara pembukaan Bandung-Belgrade-Havana in Global History and Perspective dilakukan di Jakarta pada Senin lalu. Setelahnya, peserta berangkat di Bandung bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) membahas langkah-langkah berbasis semangat Konferensi Asia Afrika 1955.

Para peneliti yang diajak dalam program ini antara lain ialah Annamaria Artner (Hungaria), Connie Rahakundini Bakrie (Indonesia), Isaac Bazie (Burkina Faso/Canada), Beatriz Bissio (Brasil/Uruguay), Marzia Casolari (Italia), Gracjan Cimek (Poland), Bruno Drweski (Prancis/Polandia), Hilman Farid (Indonesia), Darwis Khudori (Indonesia/Prancis), Seema Mehra Parihar (India), Jean-Jacques Ngor Sene (Senegal/USA), Istvan Tarrosy (Hungaria), Rityusha Mani Tiwary (India), Nisar Ul Haq (India). [ANTARA]

Load More