SuaraJatim.id - Makan malam tidak akan membuat seseorang mengalami penambahan berat badan hingga obesitas asalkan porsinya sama dengan makan pagi dan siang, seperti dikatakan dokter spesialis gizi klinik (konsultan), Wina Sinaga.
“Harus dibandingkan dengan sarapan dan makan siang, sebaiknya sama atau lebih sedikit, supaya tidak dijadikan sebagai bahan utama untuk pembentukan cadangan energi di dalam tubuh, sehingga tidak terjadi obesitas,” ujarnya dalam Webinar HUT 103 RSCM yang ditayangkan melalui Instagram RSCM Kencana, Kamis.
Wina menuturkan, malam hari tubuh cenderung untuk beristirahat dan tubuh akan memberikan sinyal untuk membentuk cadangan nutrisi di dalam tubuh. Namun, bukan berarti tidak diperbolehkan makan di malam hari, hanya saja perlu diperhatikan interval waktu antara makan malam terakhir dengan waktu istirahat atau tidur.
“Seringkali ada orang-orang yang cuma punya waktu untuk makan di malam hari. Sayangnya, di malam hari jumlah makannya itu lebih banyak daripada makan di pagi dan siang hari yang akan menyebabkan penumpukan dari asupannya,” katanya.
Baca Juga: Waspada Keras Buat Pria, Semakin Perut Buncit Bikin Rudal Semakin Kecil: Bisa Tinggal Kepala Doang
Justru yang membuat terjadinya penambahan berat badan adalah memakan camilan karena bisa menambah asupan energi yang jauh lebih tinggi daripada makanan utamanya. Hal tersebut lantaran biasanya camilan merupakan makanan-makanan yang tinggi energi, tetapi mengandung tinggi lemak dengan komposisi tidak seimbang.
Camilan juga biasanya tidak memiliki kandungan protein dan hanya mengandung karbohidrat sederhana, sedangkan komponen paling tidak sehat dari camilan adalah tinggi natrium yang menimbulkan risiko penyakit di kemudian hari seperti hipertensi.
Selain itu, camilan tidak mengenal waktu dan menimbulkan kecenderungan untuk ingin memakannya hingga habis. Wina menyampaikan bahwa berdasarkan literatur, saat makan, tubuh akan menstimulasi untuk membentuk cadangan nutrisi. Sehingga, jika tidak berhenti mengonsumsi camilan maka tubuh akan terus mendapat stimulasi sinyal untuk membentuk cadangan. Akibatnya, sintesis lemak atau sintesis cadangan dalam tubuh akan semakin bertambah.
“Karena kandungannya yang tidak seimbang dan tidak lengkap, ini tidak membuat kenyang. Jadi camilan itu tidak membuat, tapi ingin makan dan makan lagi karena ada penguat rasa yang membuat kita ingin makan lagi dan lagi,” jelas dia. [ANTARA]
Baca Juga: Mengenal Fatphobia dan Dampaknya untuk Diri Sendiri
Berita Terkait
Terpopuler
- PIK Tutup Jalan Akses Warga Sejak 2015, Menteri Nusron: Tanya Maruarar Sirait
- Honda PCX Jadi Korban Curanmor, Sistem Keyless Dipertanyakan
- Lolly Banjir Air Mata Penuh Haru saat Bertemu Adik-adiknya Lagi: Setiap Tahun Saya Tidak Pernah Tahu...
- Ketajaman Jairo Beerens: Bisa Geser Posisi Romeny, Struick hingga Jens Raven
- Tangis Indro Warkop Pecah Dengar Ucapan Anak Bungsu Dono Soal HKI: Ayah Kirim Uang Sekolah Walau Sudah Tiada!
Pilihan
-
Akhiri Piala Asia U-20 2025: Prestasi Timnas Indonesia U-20 Anjlok Dibanding Era STY
-
Bak Bumi dan Langit! Indra Sjafri Redup, Dua Orang Indonesia Ini Bersinar di Piala Asia U-20 2025
-
Megawati Hangestri Cetak 12 Poin, AI Peppers Tekuk Red Sparks 3-0
-
Pekerjaan Terakhir Brian Yuliarto, Mendikti Saintek Baru dengan Kekayaan Rp18 M
-
Sanken Tutup Pabrik di RI Juni 2025
Terkini
-
Pria di Probolinggo Gelap Mata Bacok Tetangga Gegara Cemburu
-
Pulang COD, Warga Pasuruan Dibacok Orang Tak Dikenal
-
Kasus Mutilasi Jombang Mulai Temui Titik Terang, Pelakunya Tertangkap?
-
Hadir dalam BRI UMKM EXPO(RT) 2025, Cokelat Ndalem Bagikan Kisah Suksesnya
-
Kronologi Menara Masjid Agung Darussalam Bojonegoro Terbakar