Fabiola Febrinastri | Iman Firmansyah
Selasa, 21 Februari 2023 | 20:19 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menanam terumbu karang di Kawasan Pantai Mutiara Trenggalek, Selasa (21/2/2023). (Dok: Pemprov Jatim)

Tak hanya terumbu karang, Gubernur Khofifah juga berkomitmen penuh dalam upaya pelestarian ekosistem mangrove. Komitmen ini dibuktikan dengan masifnya penanaman mangrove di wilayah Jatim.  Sebelumnya, 18 Februari 2023, Gubernur Jatim itu juga berkunjung ke Hutan Mangrove Cengkrong Prigi Trenggalek bersama Cak Ipin.

"Tim verifikator juga menilik ekowisata mangrove Cengkrong. Di sana ada hutan mangrove dan turunan hilirisasi, salah satunya yang akan di display adalah batik dari zat pewarna mangrove," katanya.

Saat ini luasan mangrove di Jawa Timur mencapai 1.800 hektar. Per hektar terdapat skitar 3.300 pohon. Jadi hingga saat ini sudah ada lebih dari 7 juta pohon mangrove di Jawa Timur. Banyaknya pohon mangrove dan luasan rehabilitasi mangrove tersebut setara dengan 48% hutan mangrove se Pulau Jawa. Menjadikan Jatim berada di peringkat pertama dengan kawasan mangrove terluas di Pulau Jawa.

Kampanye rehabilitasi mangrove juga terus dilakukan dengan menggandeng setiap elemen masyarakat. Mulai dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, kementerian/kelembagaan, TNI AL, basan usaha, LSM, hingga para pegiat lingkungan.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Terpeleset Saat Jajal Jembatan Kaca di Bromo, Publik: Tuhan Ngasih Petunjuk Kalau Belum Layak Pakai

Salah satu upaya kampanye dan kolaborasi rehabilitasi mangrove dilakukan dengan menggelar Festival Mangrove. Festival tahunan tersebut telah berjalan selama 4 tahun terakhir. Diawali pada tahun 2019 di Menunggul  Mangrove Park Pasuruan, 2020 di Poltera Sampang, dan tahun 2021 di Pulau Lusi Sidoarjo. Festival Mangrove keempat direncanakan akan digelar di Hutan Mangrove Cengkrong Trenggalek pada bulan Maret 2023.

Selain hulu, hilirisasi mangrove juga menjadi perhatian Gubernur Khofifah. Beragam pemberdayaan masyarakat dikerahkan untuk bisa mengolah produk-produk berbahan mangrove. Alhasil hilirisasi produk mangrove telah berkembang cukup variatif.

Salah satunya ialah produk UMKM berupa cinderamata yang dihadirkan saat pagelaran G20 lalu, yakni batik. Bahan pewarna batik ini berasal dark mangrove. Bukti ini, semakin meyakinkan bahwa ada nilai tambah dari mangrove bisa dirasakan oleh masyarakat ketika ada penguatan kreativitas dan inovasi dari pemerintah.

"Alhamdulillah salah satu gift untuk para tamu kepala kepala negara rupanya adalah dari batik yang bahan pewarnanya dari mangrove. Sekarang juga sedang di-display di Cengkrong," jelasnya.

Khofifah optimis bahwa Pantai Mutiara dan Pantai Prigi Cengkrong telah menjadi contoh awal atau prototype ekosistem laut yang baik bagi upaya pengembangan potensi bahari lainnya di Jatim.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Wakili Jatim Terima 2 Penghargaan dalam KPPU Award 2023 dari Wapres Ma'ruf Amin

Tak lupa, Khofifah pun menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam sinergi mengembangkan kedua kawasan ini.

"Ekosistem yang sudah terbangun di Trenggalek terutama di Pantai Mutiara dan pantai Prigi Cengkrong ini bisa dibilang adalah satu kesatuan. Kita sudah melakukan bersinergi dengan sangat banyak sekali elemen strategis termasuk kepala daerah, Pokmas dan elemen-elemen strategis yang lainnya kebetulan di area Pantai Mutiara dan Prigi. Perkembangan kedua lokasi ini relatif komprehensif. Jadi Saya menyebut jenisnya Prototype," jelasnya.

"Dengan ini, Jatim telah memulai langkah nyata lebih awal terhadap rencana Net Zero Emisi (NZE) di tahun 2060,

Sejalan dengan Gubernur Khofifah Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyampaikan bahwa dalam rangka menjaga ekosistem bawah laut replantasi terumbu karang di bawah laut kawasan Pantai Mutiara manfaatnya telah dirasakan masyarakat.

“Nelayan sekitar sudah merasakan. Katanya banyak gurita dan ikan-ikan lain yang mulai masuk ke wilayah ini,” ucapnya

Guna menjaga ekosistem bawah laut yang sudah mulai membaik ini, Cak Ipin bersama Pokmas telah memasang bola-bola merah yang mengapung sebagai tanda bahwa dibawah terdapat rumah ikan dan replantasi terumbu karang. “Juga sebetulnya rumah apung berfungsi sebagai tempat pengawasan,” kata Cak Ipin

Load More