Fabiola Febrinastri
Sabtu, 18 Maret 2023 | 10:05 WIB
Eko-Tren One Pesantren One Product (OPOP) Tahun  2023, di Harris Hotel and Conventions, Kota Malang, Jatim, Jumat (17/3/2023). (Dok: Pemprov Jatim)

"Eko-Tren dan OPOP ini mengajak santri menjadi pemuda entrepreneur dan sosiopreneur. Ini adalah bentuk pemberdayaan usaha alumni pesantren yang outputnya terlihat," jelasnya. 

"Bahkan, Eko-Tren  OPOP juga telah mendapatkan apresiasi dari KemenPan-RB dan telah mengantarkan Jatim kepada Innovative Government Award 2023 dari Kementerian Dalam Negeri," paparnya. 

KH Mohammad Bisri, pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh Malang pun menyebutkan bahwa iklim perekonomian di pesantren terdongkrak dengan adanya inovasi kewirausahaan ini.

Apalagi sebagai mantan rektor Universitas Brawijaya, kolaborasi antar kedua institusi pendidikan itu dapat memberikan nilai tambah yang berarti bagi kesejahteraan bagi Ponpes Bahrul Maghfiroh. 

Baca Juga: Raih RAN PE 2023 BNPT, Gubernur Khofifah Ingatkan Toleransi Antar Umat Beragama Harus Dijaga

"Beda pesantren  dan Universitas Negeri itu ada pada salah satunya pengolahan keuangannya, karena itu, pesantren harus belajar mandiri secara keuangan. Dengan adanya Eko-tren dan OPOP ini, pondok pesantren menjadi sangat terbantu karena bisa mandiri dengan produk yang dibuat dan dipasarkannya," katanya. 

"Di sini dengan Universitas Brawijaya Malang kami mengundang pakar dan alumni yang ahli dalam bidangnya untuk memberi pengayaan ilmu wirausaha. Hanya dalam satu bulan kita sudah punya kemampuannya dan produk untuk menunjang perekonomian pesantren," tutupnya. 

Load More