SuaraJatim.id - Ada beragam tradisi masyarakat Indonesia, salah satunya ruwah desa menjelang bulan Puasa Ramadhan tahun ini. Di Kota Mojokerto ada tradisi ruwah desa dengan menyiapkan gunungan.
Namun gunungan tahun ini berbeda. Dalam rangka Ruwah Desa, warga berebut gunungan berisi 1.700 pasang sandal di Lapangan Prajurit Kulon, Jalan Cinde Baru, Kelurahan Prajurit Kulon, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.
Gunungan sandal dipilih sebab selama ini warga di Kelurahan Prajurit Kulon dikenal sebagai pengrajin sandal. Jika biasanya ruwah desa identik dengan gunungan hasil bumi, pada ruwah desa di Kelurahan Prajurit Kulon justru berisi ribuan sandal.
Sandal ini merupakan hasil produksi warga sekitar. Ratusan warga berebut gunungan sebanyak 1.700 pasang sandal yang diletakkan di tengah lapangan Prajuritkulon.
Baca Juga: Ribuan Pendekar PSHT Geruduk Polresta Mojokerto, Pertanyakan Penanganan Penganiayaan Temannya
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan, ruwah desa yang rutin dilaksanakan setiap tahun menjelang bulan suci Ramadhan ini dikolaborasikan dengan potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) alas kaki yang ada di Prajurit Kulon.
"Meskipun sudah beralih dari desa menjadi kota, ternyata akar budaya tradisi ini masih melekat sangat kuat kepada generasi penerusnya di era digital seperti saat ini," katanya dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Senin (19/3/2023).
Sosok yang akrab disapa Ning Ita tersebut mengatakan ada 1.700 pasang sandal yang merupakan sodaqoh dari seluruh pengrajin sandal se-Kelurahan Prajurit kulon. Sebanyak 1.700 pasang sandal tersebut dibentuk gunungan kemudian diperebutkan oleh warga sekitar.
"Niatnya adalah ruwah desa, bersyukur kirim doa kepada leluhur menjelang bulan Ramadhan, kemudian ada sodaqoh dalam bentuk sandal yang dibentuk seperti gunungan kemudian dibagikan ke masyarakat dengan cara diperebutkan, nah uniknya di sini," terangnya.
Sebelum dilakukan grebeg gunungan ribuan sandal, terlebih dahulu dilaksanakan pawai budaya dengan membawa gunungan kecil sandal, jajan pasar, buah-buahan, polo-pendem, dan sayuran. Para peserta pawai juga menggunakan pakaian tradisional yang menambah kental suasana tradisi turun-temurun tersebut.
Baca Juga: Handbag Bergengsi dari Balik Jeruji Lapas Mojokerto
Berita Terkait
-
Delapan Sekolah Raih Adiwiyata, Jadi Bukti Pemkab Mojokerto Sukses Terapkan GPBLHS
-
Menikmati Indahnya Gunung Lorokan: Si Ramah Buat Kaum Mageran!
-
Siapa Zico Jamai Soree? Striker Keturunan Mojokerto yang Dicampakkan Shin Tae-yong
-
Konsumen Pengguna Jalan Tol JSM Siap-Siap: Ini Tarif Baru Ruas Surabaya-Mojokerto
-
Detik-Detik Kecelakaan Maut Terekam CCTV: Pengendara Motor Tewas Terpental, Kakinya Putus
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Komisi E DPRD Jatim Soroti Fenomena Guru Takut Dipolisikan
-
Kebakaran Panti Pijat Emperor Spa Surabaya, 2 Terapis Sesak Napas
-
Tim Khofifah-Emil Rekap Dokumen C Hasil dari Saksi, Sama dengan Quick Count?
-
Kronologi Lengkap Kecelakaan Maut Tol KLBM Gresik: Mobil Ringsek, 3 Orang Meninggal Dunia
-
KPU Jatim: 3 Petugas Meninggal Dunia Saat Pemungutan Suara Pilkada 2024