Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Senin, 20 Maret 2023 | 10:14 WIB
Gunungan sandal dalam tradisi ruwah desa di Mojokerto [Foto: Beritajatim]

SuaraJatim.id - Ada beragam tradisi masyarakat Indonesia, salah satunya ruwah desa menjelang bulan Puasa Ramadhan tahun ini. Di Kota Mojokerto ada tradisi ruwah desa dengan menyiapkan gunungan.

Namun gunungan tahun ini berbeda. Dalam rangka Ruwah Desa, warga berebut gunungan berisi 1.700 pasang sandal di Lapangan Prajurit Kulon, Jalan Cinde Baru, Kelurahan Prajurit Kulon, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.

Gunungan sandal dipilih sebab selama ini warga di Kelurahan Prajurit Kulon dikenal sebagai pengrajin sandal. Jika biasanya ruwah desa identik dengan gunungan hasil bumi, pada ruwah desa di Kelurahan Prajurit Kulon justru berisi ribuan sandal.

Sandal ini merupakan hasil produksi warga sekitar. Ratusan warga berebut gunungan sebanyak 1.700 pasang sandal yang diletakkan di tengah lapangan Prajuritkulon.

Baca Juga: Ribuan Pendekar PSHT Geruduk Polresta Mojokerto, Pertanyakan Penanganan Penganiayaan Temannya

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan, ruwah desa yang rutin dilaksanakan setiap tahun menjelang bulan suci Ramadhan ini dikolaborasikan dengan potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) alas kaki yang ada di Prajurit Kulon.

"Meskipun sudah beralih dari desa menjadi kota, ternyata akar budaya tradisi ini masih melekat sangat kuat kepada generasi penerusnya di era digital seperti saat ini," katanya dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Senin (19/3/2023).

Sosok yang akrab disapa Ning Ita tersebut mengatakan ada 1.700 pasang sandal yang merupakan sodaqoh dari seluruh pengrajin sandal se-Kelurahan Prajurit kulon. Sebanyak 1.700 pasang sandal tersebut dibentuk gunungan kemudian diperebutkan oleh warga sekitar.

"Niatnya adalah ruwah desa, bersyukur kirim doa kepada leluhur menjelang bulan Ramadhan, kemudian ada sodaqoh dalam bentuk sandal yang dibentuk seperti gunungan kemudian dibagikan ke masyarakat dengan cara diperebutkan, nah uniknya di sini," terangnya.

Sebelum dilakukan grebeg gunungan ribuan sandal, terlebih dahulu dilaksanakan pawai budaya dengan membawa gunungan kecil sandal, jajan pasar, buah-buahan, polo-pendem, dan sayuran. Para peserta pawai juga menggunakan pakaian tradisional yang menambah kental suasana tradisi turun-temurun tersebut.

Baca Juga: Handbag Bergengsi dari Balik Jeruji Lapas Mojokerto

Load More