Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Selasa, 11 April 2023 | 09:50 WIB
Ilustrasi keracunan makanan (Freepik/jcomp)

SuaraJatim.id - Warga Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember Jawa Timur ( Jatim ) geger. Puluhan orang dilaporkan mengalami muntah-muntah dan diare. Mereka keracunan usai santap nasi tahlilan.

Total sebanyak 43 warga setempat yang dilaporkan menderita keracunan tersebut. Bahkan, tuan rumah, Tatik, pun disebut-sebut ikut menjadi korban dalam peristiwa mengenaskan itu.

Namun beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Puluhan orang tersebut mengeluhkan diare ringan dan sedang. Di antara para korban, 11 orang masih balita, lalu anak-anak berusia 6-15 tahun.

Korban terbanyak berusia 16-59 tahun yakni 24 orang, kemudian berusia di atas 60 tahun sebanyak 7 orang. Beberapa orang di antaranya telah mendapatkan perawatan serius di puskesmas setempat.

Baca Juga: Satu Korban Keracunan Massal di Kotim Meninggal Dunia, BBPOM Palangka Raya Turun Tangan

"Semua sudah pulang ke rumah masing-masing. Saat ini diselidiki oleh polisi, termasuk dengan mengambil sampel makanan," kata Camat Ambulu Gatot Suharyono, dikutip dari beritajatim.com jejaring media suara.com, Senin (10/4/2023).

Semua berawal saat ada acara tahlilan memperingati 40 hari meninggalnya ayah Tatik di Dusun Tutul, Desa Tegalsari, Sabtu (8/4/2023) malam. Para hadirin saat itu memakan nasi soto.

"Yang ikut tahlil tidak apa-apa," kata Kepala Kepolisian Sektor Ambulu Ajun Komisaris Ma’ruf.

Yang mengalami keracunan justru keluarga peserta tahlil yang menyantap makanan yang dibawa pulang sesuai acara. Mereka mengeluh sakit di ulu hati, diare, mual, dan muntah setelah makan makanan tersebut.

Puskesmas Ambulu mendadak dibanjiri warga dengan keluhan yang sama pada Minggu (9/4/2023) dini hari. Mereka mendapat terapi oral.

Baca Juga: Status KLB Keracunan Massal di Lembang Dicabut, Cegah Peristiwa Terulang Dinkes KBB Lakukan Ini

Polisi sudah minta keterangan dari empat orang saksi. Petugas juga sudah mengambil sampel makanan untuk diperiksakan ke laboratorium. Ma’ruf belum bisa memastikan kapan hasil laboratorium tersebut. "Kami masih menunggu," katanya.

Load More