SuaraJatim.id - Desakan kepada pemerintah untuk mengkaji ulang rancangan Perpres Publisher Rights terus berdatangan. Pemerintah diminta untuk memerhatikan keberlangsungan industri media.
Sekretariat Jenderal (Sekjen) AMSI Wahyu Dyatmika meminta implementasi Perpres Publisher Rights tidak menimbulkan desktruksi kepada keberlangsungan bisnis media.
"Kita sebenarnya concern, bagaimana memastikan implementasi dari draft perpres tidak menimbulkan desktruksi kepada keberlangsungan bisnis media yang saat ini kita lakoni," kata Wahyu Dyatmika atau yang akrab disapa Bli Komang seperti disitat dari Youtube Trijaya FM, Sabtu (29/7).
Dia menyebutkan kosentrasinya, bagaimana draft rangcangan Perpres Publisher Rights dapat melindungi media lokal dan media independen, bukan sebaliknya.
Baca Juga: AMSI Minta Penerapan Perpres Publishers Rights Tak Picu Kehancuran Bisnis Media Di Indonesia
"Jadi concern utama kita sejauh mana klausul-klausul itu bisa operasional, bagaimana bisa memastikan penerapan dari pasal-pasal di perpres itu tidak merugikan segmen-segmen penerbit media yang selama ini ada, terutama media-media lokal, media independen, media besar yang indenpendensinya cukup krusial kepada platform," ungkapnya.
AMSI bersama dengan Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), dan Indonesian Digital Association (IDA) akan terus bersuara agar rancangan perpres tersebut tidak merugikan media lokal.
Menurut Komang, pernyataan Google yang akan menarik diri dari Indonesia jika aturan tersebut tidak diubah menjadi tanda tanya.
Perpres Publisher Rights harus bisa menjawab tantangan kemajuan digital untuk bisa membuat media di Indonesia bertahan dan berkelanjutan.
Platform sekarang ini tidak hanya Google, masih ada banyak yang lain. Namun selama ini perusahaan internet itu masih memberikan revenue besar dan pertumbuhan bagi keberlangsungan media di Indonesia.
Baca Juga: Perpres Jurnalisme Berkualitas Harus Mengedepankan Win Win Solutions
"Platform itu tidak hanya Google, ada Meta, Tiktok, ChatGPT, ada AI, bagaimana perpres ini kemudian bisa menjawab juga kebutuhan-kebutuhan media untuk survive dan sustainable di era dimana platform digitalnya sudah sangat-sangat cepat," katanya.
Dia meminta Perpres tersebut tidak menimbulkan destruksi cukup masif. Jangan sampai pepres ini hanya untungkan sejumlah media tertentu.
"Itu concernnya, bagaimana mekanisme transisi bisa berlangsung dengan cukup baik. Dan kita mendesak supaya pemerintah mengkaji lagi opsi-opsi, termasuk designation clause yang tadi sudah dibahas," jelas Komang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
-
Aura Farming Anak Coki Viral, Pacu Jalur Kuansing Diklaim Berasal dari Malaysia
-
Breaking News! Markas Persija Jakarta Umumkan Kehadiran Jordi Amat
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
Terkini
-
Cuan Akhir Pekan! 3 Link Saldo DANA Kaget Tersedia untuk Kamu yang Sat Set
-
Sah! Megawati Menikah dengan Dio Novandra, Gio Sampai Hadir Jauh-jauh ke Jember
-
BSU dan Bansos Belum Cair? Segera Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini dan Dapatkan Cuan Hari Ini
-
Bacaan Niat Puasa Asyura Lengkap dengan Artinya
-
Panduan Lengkap 2025: Cara Beli Nomor Virtual Telegram untuk Verifikasi Aman