Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Sabtu, 30 September 2023 | 18:05 WIB
Monumen Pancasila Jaya yang menandai lokasi lubang buaya pusara dari 62 pemuda Ansor yang di Bantai PKI [Anggara Cahya /TIMES Indonesia]

Beberapa hari setelah tragedi berdarah tersebut, tepatnya 21 Oktober 1965, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) bergerak ke dusun tersebut.

Sejarah kelam yang pernah terjadi di Dusun Cemetuk tersebut sampai sekarang terus dikenang. Setiap tanggal 30 September anggota Ansor berziarah ke lubang buaya.

Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ansor Cluring, Aris Riyanto mengaku merasakan suasana belasungkawa atas rekan-rekan terdahulunya yang menjadi korban.

Dia mengatakan, tragedi ini akan menjadi bahan pelajaran dalam menegakkan persatuan Negara Kesaruan Republik Indonesia (NKRI).

Baca Juga: Mengingat Kembali Tregedi Berdarah G30SPKI di Jawa Tengah, Ribuan Orang Dibunuh Karena Dianggap Berkhianat

"Jika mendengar kisahnya saya merinding dan sedih. Untuk itu saya dan kami generasi baru warga Ansor ingin meneruskan tekad para pendahulu dalam mengakkan NKRI," kata Aris, warga Desa Sembulung.

Load More