SuaraJatim.id - Sebanyak 41,2 persen masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) Lamongan – Gresik tak percaya dan meragukan netralitas perangkat desa dan penyelenggara Pemilu 2024. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi ketidakpercayaan tersebut.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Pusat Studi Demokrasi dan Kebijakan Publik (PSDK) Universitas Islam Darul Ulum Lamongan (UNISDA) bekerjasama dengan Pusat Studi Anti Korupsi dan Demokrasi (PUSAD) UM Surabaya, saat merilis hasil surveinya.
Dr. Thoat Stiawan, Peneliti Utama PUSAD UM Surabaya mengatakan bahwa tingkat ketidakpercayaan masyarakat di Kabupaten Lamongan dan Gresik terhadap netralitas perangkat desa dan penyelenggara Pemilu ini masih cukup tinggi.
“Survey ini menyasar 1.165 responden dari seluruh kecamatan di Lamongan dan Gresik, hasilnya 41,2 persen masyarakat menjawab tidak percaya, 1,8 tidak menjawab, dan 56,8 menjawab percaya,” katanya, disadur dari BeritaJatim.com--Jaringan Suara.com, Minggu (31/12/2023).
Dianggap Punya Afiliasi pada Parpol
Thoat merinci, alasan terkuat ketidakpercayaan tersebut adalah karena perangkat desa dan penyelenggara Pemilu dianggap tidak netral, dianggap berafiliasi kepada partai politik dan dianggap menggiring opini masyarakat dalam hal pilihan politik.
Padahal, kata Thoat, kultur sosial kemasyarakatan di Lamongan dan Gresik ini cukup kuat dipengaruhi oleh tokoh agama dan organisasi kemasyarakatan seperti NU dan Muhammadiyah. Kedua Kabupaten penopang Surabaya itu juga memiliki karakteristik masyarakat yang kosmopolitan.
Potensi Suara Gresik dan Lamongan Tinggi
Sebagai dua Kabupaten yang menopang Kota Surabaya, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik memiliki potensi yang sangat besar berkaitan dengan kekayaan maritim beserta potensi sebagai lalu-lintas barang dan jasa di Teluk Lamong.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Meriahkan Peringatan Hari Jadi ke-78 Provinsi Jatim
“Daya tarik ekonomi-perdagangan itu menjadi kunci dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Thoat menegaskan bahwa sebanyak 1.165 responden yang tersebar secara proporsional di Lamongan dan Gresik itu memiliki margin tingkat toleransi (standard of error/d) 2,8 persen, dengan tingkat kepercayaan penelitian sebesar 95 persen.
“Survey ini kami lakukan dengan kendali mutu secara berlapis mulai dari proses rekrutmen, pelaksanaan training enumerator hingga validasi dan verifikasi pasca pengumpulan data,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
BRI Hadir di GFL Series 3, Bukti Nyata Komitmen Ikut Membina Generasi Muda
-
Tinjau Normalisasi Sungai di Pamekasan, Gubernur Khofifah Pastikan Daya Tampung Air Kembali Normal
-
Saldo DANA Gratis Langsung Cair, Klaim Link DANA Kaget Hari Ini
-
Bagi-bagi 3 Link Saldo DANA Kaget Hari Ini, Buruan Klaim! Berpeluang dapat Rp149 Ribu
-
Jadi Sumber Ekonomi, Sampah Bisa Dilacak dan Menghasilkan Uang