
SuaraJatim.id - Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD melakukan kunjungan politik ke Surabaya, Rabu (10/1/2024). Pasangan Ganjar Pranowo itu berdialog dengan warga di salah satu warung kopi (warkop).
Dia berpesan kepada masyarakat untuk bebas memilih. Siapapun pasangan calon (Paslon) capres-cawapres terserah, asalkan tidak karena amplop.
"Urusan milih itu hak asasi yang keluar dari hati nurani, saya ingin mengatakan pada semua, kalau anda memilih karena diimingi atau dikasih uang dikasih amplop, itu menurut agama saya yang Islam itu dimasukan neraka oleh Allah karena dikasih uang lalu milih," ujar Mahfud, Selasa (9/1/2024) malam.
Menkopolhukam itu juga meminta untuk memilih sesuai hati nurani dan sesuai dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan aspirasi.
Baca Juga: Cak Imin Instruksikan Kader PKB Awasi Titik-Titik Rawan
"Oleh sebab itu kalau anda datang ke sini dan berpikir anda memilih saya, tidak. Tidak usah milih saya kalau hati nurani anda tidak ke saya. Pilihlah sesuai hati nurani yang sesuai dengan ukuran-ukuran yang sesuai dengan aspirasi anda," ungkapnya
Dalam kesempatan tersebut, Mahfud MD sempat berdialog dengan pengunjung warkop. Ada seorang pengendara ojek online (Ojol) perempuan yang menanyakan program untuk mereka.
Mahfud MD menjelaskan, terkait online banyak sekali masalah. Mulai dari judi online hingga pinjaman online.
"Nah yang jadi masalah, ol-ol ini kan lagi ada masalah yang paling banyak judi online, dari dalam sampai luar negeri, yang jadi korban hanyalah orang-orang kecil, karena dia judinya (cuma) Rp10 ribu, Rp100 ribu, yang besar-besar tidak masuk ke judi online ini," bebernya.
"Di Indonesia itu, lebih dari 8 Juta orang setiap harinya, artinya setiap hari orang Indonesia itu berjudi online, orang-orang kecil seperti tukang becak, sopir dan lain sebagainya rugi, enggak untung di judi online," imbuhnya.
Baca Juga: BRI Liga 1: Persebaya Tak Lagi Pikirkan 4 Besar, Ini Target untuk Paul Munster
Mantan Ketua MK itu mengungkapkan, pihak Kemenkopolhukam juga pernah menangkap pelaku pemerasan berkedok judi online.
"Lalu ada pinjol, orang pinjem pakai tawaran, ada orang di Semarang hutang Rp2,5 juta jadi Rp250-an Juta itu dulu yang kami tangkap, hati-hati. Kadang-kadang yang main pinjol ini malah terjerat, malah sampai bunuh diri juga," katanya.
Mahfud MD kemudian memberikan saran pada para ojol dan juga UMKM, agar memberikan masukan pada tim-timnya.
"Untuk ojol, ok nanti akan kita berikan perhatian-perhatian khusus, apa yang diinginkan sampaikan pada kami, pada Pemerintah, apa yang dibutuhkan dari ojol, sampaikan secara resmi nanti kita olah. Pokoknya untuk usaha-usaha kecil, terutama yang perempuan itu 82 persen di Indonesia itu gajinya jauh di bawah UMK, kadang kala bekerja dengan gaji sukarela itu yang jadi masalah," pungkasnya.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
Pemain Keturunan Rp 112,98 Miliar Potensi Comeback Gantikan Teman Duet Bek Klub Serie B Lawan Jepang
-
5 Mobil Keluarga Rp70 Jutaan Juni 2025: Kabin Longgar Mesin Bandel, Irit Bahan Bakar
-
Eksklusif dari Jepang: Mulai Memerah, Ini Kondisi Osaka Jelang Laga Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
Terkini
-
5 Rekomendasi Hotel Dekat Alun-Alun Batu untuk Liburan yang Nyaman
-
Gubernur Khofifah Dorong Tata Kelola Internasional Usai Tahura Raden Soerjo Cetak Rekor
-
Gubernur Khofifah Apresiasi KTH dan Penyuluh Kehutanan se-Jatim: NTE Tertinggi Nasional
-
Usai Wukuf, Gubernur Khofifah akan Lempar Jumrah Aqobah di Mina dan Thowaf Ifadhah
-
Said Abdullah: Idul Adha Pengorbaan Sebagai Puncak Penghambaan