Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Senin, 04 Maret 2024 | 23:19 WIB
Pelanggaran horor Wahyudi Hamisi tendang kepala Bruno Moreira. (Tangkap layar Video)

SuaraJatim.id - Persebaya resmi mengirimkan surat protes kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) terkait tendangan pemain PSS Sleman Wahyudi Hamisi ke kepala Bruno Moreira.

Surat protes tersebut dikirimkan ke Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Sekretaris Persebaya Ram Surahman mengatakan, ada dua poin yang menjadi keberatan klub berjuluk Bajol Ijo tersebut.

"Ada dua poin yang diminta Persebaya untuk mendapat perhatian serius dari PSSI," ujarnya dilansir dari Antara, Senin (4/3/2024).

Pertama, kata dia, protes terhadap aksi Wahyudi Hamisi yang dinilai dapat mencederai lawan. "Dengan dalih merebut bola, dia dengan sengaja menendang kepala pemain Persebaya Bruno Moreira yang saat itu terjatuh," kata Ram.

Baca Juga: Posisi Terbaru Persik Kediri di Klasemen BRI Liga 1 Usai Dikalahkan PSIS Semarang

Tendangan Wahyudi Hamisi pada menit ke-19 dianggap terlampau keras. Tampak dalam video yang beredar tendangan pemain dengan nomor punggung 33 tersebut mengenai kepala belakang Bruno yang terjatuh kesakitan. Persebaya menilai tindakan tersebut sangat berbahaya.

Selain protes terhadap aksi Wahyudi Hamisi, Bajol Ijo juga mengeluhkan kepemimpinan wasit Ginanjar Rahman. Persebaya menyoroti keputusan pengadil lapangan yang hanya memberikan kartu kuning pada Wahyudi Hamisi.

"Apa yang dilakukan Wahyudi Hamisi ini termasuk kategori Violent conduct, yang harusnya layak di kartu merah," katanya.

Beberapa keputusan wasit juga dinilai kurang tegas dan cenderung abai dalam menerapkan peraturan permainan.

"Akibatnya, pertandingan berjalan keras dan menjurus kasar. Beberapa kali harus terhenti karena insiden antarpemain kedua tim," ucapnya.

Baca Juga: Muhammad Iqbal Cetak Gol Cepat, Pelatih Persebaya Sebut Pemain yang Punya Kemampuan Khusus

"Bisa dilihat dari keluarnya 11 kartu kuning di pertandingan tersebut. Sebanyak enam kartu kuning untuk PSS dan lima Persebaya," imbuhnya.

Ram menyampaikan, tindakan keras Wahyudi bukan hanya sekali ini. Sebelumnya pada musim 2018/2019 sang pemain pernah melakukan pelanggaran brutal terhadap pemain Persebaya saat masih membela Borneo FC.

Kala itu Robertino Pugliara yang menjadi korbannya. Tekel dua kaki yang dilakukannya di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) membuat karier pemain asal Argetina tersebut berhenti.

"Tackling dua kaki yang dilakukan membuat Robertino Pugliara tidak bisa melanjutkan karier sepak bola," katanya.

Load More