Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Jum'at, 17 Mei 2024 | 22:07 WIB
veteran perang Kemerdekaan Hardjo Mislan (tengah) kakek berusia 109 tahun dari Kabupaten Ponorogo digandeng saat tiba di Asrama Haji, Kamis (16/5/2024). [Ketik.co.id]

SuaraJatim.id - Jalannya tertatih-tatih. Sesekali dia dibantu oleh petugas. Hardjo Mislan menjadi salah satu jemaah calon haji tertua tahun ini.

Usianya sudah mencapai 109 tahun. Namun, semangatnya untuk menenuaikan badah haji masih sangat besar.

Pria asal Ponorogo itu antusias untuk berangkat ke Tanah Suci. Hardjo mengaku mendaftar haji 4 tahun lalu.

"Ketika saya sampai di rumah sepulang umrah, saya mantapkan niat untuk mendaftar haji 4 tahun lalu tepatnya tahun 2019," ucap Hardjo dikutip dari Ketik.co.id--jaringan Suara.com, Kamis (16/5/2024).

Baca Juga: Fakta Baru Kasus Balon Udara Meledak di Ponorogo, 14 Orang Ditetapkan Tersangka

Keinginan itu disampaikan Hardjo kepada anaknya yang bernama Sirmad dan didaftarkan.

Hardjo yang merupakan veteran perang kemerdekaan itu pun akhirnya berangkat tahun ini bersama dengan anak, menantu, dan juga besannya.

Dia mengaku sudah menyiapkan stamina fisiknya. Setiap hari Miskan juga rajin berolahraga dengan berjalan kaki untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar.

Selain juga disiplin menjaga pola makan. "Ya setiap pagi jalan kaki dari rumah sampai depan jalan kemudian balik lagi. Supaya sehat," kata Hardjo.

Hardjo punya tips tetap sehat di usia yang sudah melewati satu abad. Pertama, dia mengaku rajin melakukan qiyamul lail atau salat tahajud. Kemudian senantiasa bertawakkal kepada Allah SWT atas semua yang menimpa dirinya.

Baca Juga: Lagi! Ledakan Petasan Lukai 2 Remaja di Ponorogo, Rencana Dipasang di Balon Udara

“Kalau Allah SWT sedang memberikan ujian kehidupan yang pahit tidak mengenakkan, ya sudah dijalani aja. Pasrah terhadap semua ketetapan Gusti. Tidak usah dibuat susah sampai tidak enak maupun tidur,” katanya.

Sirmad, anak Hardjo mengatakan, bapaknya dulu adalah anggota pejuang dari kalangan sipil. "Setelah perang usai, Bapak menjadi petani dan pamong desa tetapi sekarang sudah tidak lagi karena sudah sangat sepuh," kata Sirmad.

Meskipun terkadang harus dibantu dengan tongkat, namun bapaknya tersebut masih mampu berjalan tanpanya.

"Ya karena sepuh pakai tongkat. Tapi juga bisa jalan tanpa tongkat," katanya.

Load More