Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Selasa, 16 Juli 2024 | 07:14 WIB
Gunung Semeru erupsi pada Senin (6/5/2024) pukul 05.43 WIB. (ANTARA/HO-PVMBG)

SuaraJatim.id - Aktivitas Gunung Semeru turun setelah hampir setahun berada di level III atau siaga.

Hasil kajian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, status Gunung Semeru turun menjadi waspada atau level II pada Senin (15/7/2024).

"Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi secara menyeluruh hingga 14 Juli 2024, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru terhitung mulai 15 Juli 2024 pukul 15.00 WIB turun dari siaga menjadi waspada," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi P Hadi Wijaya dikutip dari Antara.

Dia mengungkapkan, pantauan deformasi dengan peralatan tiltmeter pada periode tersebut menunjukkan pola mendatar, mengindikasikan tidak adanya peningkatan tekanan di dalam tubuh gunung api.

Baca Juga: Gunung Batok di Kawasan Bromo Terbakar, 20 Hektar Lahan Hangus

Selain itu juga terjadi perpindahan tekanan secara konsisten dari dalam tubuh gunung api ke permukaan bersamaan dengan keluarnya material saat terjadi erupsi dan embusan.

Kendati demikian, pihaknya meminta masyarakat tetap hati-hati. Aktivitas erupsi, awan panas, dan guguran lava masih terjadi hingga 14 Juli 2024. Meski secara pengamatan visual terhalang cuaca berkabut.

"Pada periode itu, terjadi peningkatan kejadian erupsi dan guguran lava yang sewaktu-waktu berpotensi mengakibatkan terjadinya awan panas," katanya.

Pantauan sejak Januari 2023, awan panas teramati berjarak 800-300 meter dan guguran lava umumnya 200-2.500 meter dari puncak Semeru.

Hasil erupsi berupa letusan dan aliran lava maupun pembentukan scoria cones berpotensi menjadi guguran lava pijar atau awan panas. Sementara itu, material yang terendap di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Semeru berpotensi menjadi lahar dingin.

Baca Juga: Sempat Padam, Api Kembali Membesar Membakar Kawasan Bromo

"Interaksi endapan material guguran lava atau awan panas yang bersuhu tinggi dengan air sungai akan berpotensi terjadinya erupsi sekunder," katanya.

Pihaknya merekomendasikan masyarakat untuk menjauhi atau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak.

Selain itu, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.

PVMBG mengimbau masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.

"Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat," katanya.

Load More