SuaraJatim.id - Pemkot Kediri ikut angkat bicara soal dugaan pembunuhan yang dilakukan ibu terhadap anak kandungnya.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Kediri Paulus Luhur Budi Prasetya mengungkap fakta bahwa emosi sang ibu memang tidak stabil.
Luhur Budi mengatakan, ibu berinisial ID tidak termasuk pasien orang dengan gangguan kejiwaan (ODGJ) yang diberi pendampingan oleh Dinsos. "Ibu tersebut tidak masuk yang kami dampingi. Kami pernah menawari untuk dirawat di medis dengan merujuk ke rumah sakit, tapi tidak mau. Emosinya tinggi, jadi tidak bisa kami layani," katanya dilansir dari Antara, Selasa (3/9/2024).
Dia juga menyampaikan jika si ibu suka berobat non-medis. Saat ada relawan yang mengajak untuk berobat selalu ditolak dan emosi. Selain itu, suaminya juga kesulitan berkomunikasi dengan istrinya.
Budi menepis jika dugaan pembunuhan anak oleh ibunya sendiri tersebut dipicu kemiskinan.
Selama ini keluarga tersebut sudah masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Mereka menerima program keluarga harapan (PKH).
"Kami juga cek masuk dalam DTKS, penerima PKH. Sudah ada bantuan. Jadi, penyebabnya itu bukan karena kemiskinan, melainkan dipengaruhi depresinya. Itu tidak ada kaitan dengan kemiskinan," kata dia.
Pihaknya mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut kepada pimpinan terkait kasus dugaan pembunuhan tersebut.
Mengutip dari BeritaJatim--partner Suara.com, Ketua RT 1 RW 6, Lingkungan Melikan, Kelurahan Manisrenggo, Kota Kediri, Suparmanto mengenang korban yang kakaknya berinisial BL (14) merupakan pribadi yang baik. Bahkan, sering menjadi muazin di musalah dekat rumahnya.
Baca Juga: Kronologi Ibu Sendiri Habisi Nyawa Kakak Beradik di Kediri, Warga Beri Kesaksian
“Korban ini baik sekali. Dia selalu menjadi muadzin di mushola ini dan juga mengajari mengaji anak-anak di sore hari,” katanya.
Sebelumnya, seorang ibu berinisial ID diduga telah membunuh kedua buah hatinya pada Selasa dini hari. Suami ID awalnya mendengar suara rintihan kesakitan dari anaknya dan saat bangun tidur kaget, karena istrinya membawa parang dan melihat anaknya terluka.
Suami ID tersebut langsung membuang parang dan mengamankan anaknya. Ia juga memberikan informasi kejadian ini ke saudara diteruskan ke perangkat kelurahan dan polisi.
Kedua anak kandung yang bersangkutan diketahui meninggal dunia. Mereka adalah Muhammad Balya (14) dan Binti (7). Keduanya meninggal dunia dengan luka di bagian kepala.
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
BRI dan UMKM Desa Wujudkan Ekonomi Inklusif Lewat Desa BRILiaN
-
Ramalan Master Ong: 8 Shio Ini Bakal Banjir Cuan Mendadak di Akhir Tahun 2025, Kamu Termasuk?
-
Peluang Cuan Rp259 Ribu! Ini Dia 4 Link DANA Kaget Terbaru, Jangan Sampai Ketinggalan
-
Saldo Gratis DANA KAGET Rp 315 Ribu Siap Ditransfer ke Nomor Kamu Sekarang
-
Nekat ke Bali Tanpa Bekal Cukup, 4 Remaja Asal Pasuruan Numpang Truk dan Pakai Nama Samaran