Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Rabu, 02 Oktober 2024 | 22:54 WIB
Ilustrasi sakit perut di bagian kanan bawah. (Foto oleh Kindel Media dari Pexels)

SuaraJatim.id - Seratusan orang harus mendapatkan perawatan intensif usai mengalami keracunan saat menghadiri acara selawatan di Desa Krecek, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri pada Selasa (1/9/2024).

Setidaknya 155 orang harus menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Kabupaten Kediri.

Mengutip Metaranews.co--partner Suara.com, Rumah Sakit Kabupaten Kediri (RSKK) ada 129 pasien yang dirawat. Hingga Rabu (2/9/2024) sisa delapan orang, sisanya sudah pulang. Sedangkan di Rumah Sakit HVA, 26 orang mendapat perawatan intensif. Namun kini tinggal satu orang.

Direktur RSKK, Gatot Rahardjo mengatakan, kondisi seluruh pasien sudah berangsur membaik. Ada beberapa yang masih memiliki keluhan ringan, seperti rasa panas di perut dan pusing di kepala.

Baca Juga: Tragis! Kakak di Kediri Aniaya Adiknya Usai Pesta Miras Bareng, Begini Kronologinya

“Namun sekarang sudah stabil. Kemarin ada yang sampai kejang-kejang. Kemudian langsung kita tangani intensif perawatan di rumah sakit,” katanya, Rabu.

Sementara itu, polisi terus menyelidiki kasus keracunan di Desa Krecek, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri.

“Masih dalam penyelidikan, pemberi makanan dan minuman kita periksa,” jelas Kapolres Kediri, AKBP Bimo Ariyanto.

Polisi menemukan sisa makanan dan minuman kedaluwarsa yang diduga dikonsumsi warga dalam acara selawatan. “Makanan dan minuman yang sudah expired sementara sedang dalam pemeriksaan petugas,” katanya.

Polres Kediri menggeledah gudang makanan-minuman yang ditengarai menjadi penyebab jemaah selawatan. Di tempat tersebut ditemukan berbagai macam makanan-minuman melewati tanggal konsumsi atau kedaluwarsa.

Baca Juga: Ini Penyebab Kekalahan Persik Kediri dari PSBS Biak

“Memang ada beberapa yang sangat mencurigakan mulai dari kemasannya yang sudah tidak sempurna, dan tanggal kedaluwarsanya tampak ada yang sudah hilang ataupun sudah melewati masa kedaluwarsanya atau tidak layak konsumsi,” katanya.

Bimo mengatakan, gudang makanan-minuman itu saat dicek dalam keadaan tertata, namun sangat mencurigakan.

Meski masih dalam kemasan, tetapi sejumlah makanan-minuman itu tidak tampak seperti produk baru. Pihaknya pun mencurigai ada praktik mengganti tanggal batas kedaluwarsa.

“Makanan-minuman yang tersimpan di gudang ini rata-rata kedaluwarsa, dan diduga diganti dengan tanggal baru dan diedarkan ke masyarakat,” jelasnya.

Menurut Bimo, kini pihaknya masih terus mendalami kasus ini. “Pemilik sedang dalam pemeriksaan,” pungkasnya.

Load More