Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Senin, 02 Desember 2024 | 15:40 WIB
Don Rosano dan Ketua Tim Pemenangan Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta, menjelaskan anomali di Pilgub Jatim 2024. [SuaraJatim/Dimas Angga]

SuaraJatim.id - Tim pemenangan Pasangan Calon (Paslon) Gubernur Jawa Timur Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans) mendapatkan kejanggalan-kejanggalan dari data KPU.

Tim mendapatkan kejanggalan di perhitungan cepat yang dilakukan oleh KPU, di mana di beberapa tempat, Tim Pemenangan Risma-Gus Hans mendapati 3 anomali di Pilgub Jatim 2024.

"Update terkini dari apa yang menjadi kelanjutan Pilgub Jatim 2024, tim Paslon nomor 3 menemukan beberapa anomali yang patut untuk dipertanyakan, di antaranya ada 3 hal inti, sampai hari ini kita temukan, dan ini data dari KPU sendiri, yakni si rekap," ujar Ketua Tim Pemenangan Calon nomor urut 3, KH Imam Bukhori Cholil (Ra Imam), Senin (2/12/2024).

Menurut Ra Imam, ada jumlah pemilih yang mencapai kehadiran 90 hingga 100 persen. Padahal di tempat tersebut banyak daftar pemilih tetap (DPT) yang berada di luar kota dan juga lokasi TPS-nya sangat sulit dijangkau, dibandingkan di perkotaan.

Baca Juga: Tim Risma-Gus Hans Percaya Diri Jagoannya Unggul 5 Persen dari Khofifah-Emil

"Ada jumlah pemilih yang mencapai di atas 90 persen, bahkan 100 persen, di 2.800 TPS. Kenapa ini menjadi suatu yang janggal? Memang kita berharap tingkat kesadaran masyarakat berpartisipasi itu tinggi, namun kenyataan 100 persen ini menjadi pertanyaan, dan ini terjadi di Kabupaten Sampang. Itu 9 desa, dengan semua TPS nya mencapai 100 persen," terangnya.

"Ini menjadi hal yang aneh, karena masyarakat Madura ini kan perantau, walaupun KTP nya belum berubah, banyak perantau, lha 100 persen dpt ini kan menjadi hal yang aneh. Dari 100 persen sembilan desa ini, yang notabenenya lokasi berada di pegunungan, sementara lokasinya di perkotaan tongkat partisipasinya tidak setinggi di pegunungan," imbuhnya.

Selain itu, tim memastikan adanya kejanggalan lainnya, sehingga mereka terus mencari tahu permasalahan dari adanya anomali di beberapa TPS.

"Jumlah pemilih di TPS untuk Paslon no 3 hanya mencapai 30, bahkan nol, ini sebuah keanehan yang mengindikasikan ada yang tidak beres dalam Pilgub, nol Paslon 3 dan nol Paslon 1, berarti kan saksinya sendiri tidak milih, berarti Ketua Ranting Partainya juga tidak memilih, ini kan aneh," ucap Ra Imam.

Tak hanya itu, jumlah DPT dari pemilihan Gubernur dan Pemilihan Bupati juga berbeda, hal ini lah yang menjadi pertanyaan dari Tim Pemenangan Tri Rismaharini-KH Zahrul Azhar Asumta.

Baca Juga: Nyoblos di Surabaya, Cagub Risma Tak Bingung Hasil Quick Count

"Ada di beberapa, mungkin di banyak TPS, pemilih Pilgub nya lebih besar dari pada pemilih Pilbup. Jadi tingkat kehadiran tidak sama antara yang memilih Gubernur dengan Bupati/Wali Kotanya. Selisih ini kalau kita lihat, angkanya bisa mencapai angka 20 ribuan sementara ini. Kalau di basis-basisnya 03 justru suara Pilgub nya lebih kecil dari pada suara Pilbup nya, ini sebuah indikasi menurut kita harus dicermati," ungkapnya.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, tim internal dari Risma-Gus Hans, yakni Don Rosano mengatakan secara rinci, adanya anomali ini menyebabkan selisih angka perolehan dari paslonnya dengan lawan-lawannya.

"Terkait sama 90 hingga 100 persen, itu mencapai 640 ribu, yang kedua yang terkait 0-30 suara itu hampir 770 ribu, yang ketiga hampir 20 ribu, jadi ini baru analisis yang kami lakukan dari data KPU," ungkap Don.

Meski begitu, ia mendapatkan pesan dari Gus Hans, agar tetap menghormati persona atau pemilih dari Paslon Risma-Gus Hans, sehingga masih mempertimbangkan untuk tetap melangkah ke MK atau tidak.

"Satu hal yang ingin saya sampaikan, Gus Hans berpesan ke saya untuk menghormati setiap individu, setiap persona yang memilih pasangan Bu Risma-Gus Hans, itu yang menjadi alasan kami untuk mempertimbangkan hal ini ke MK atau tidak, meskipun Partai pengusungnya mendorong kami sampai ke MK, jadi kita lihat lah," tandasnya.

Kontributor : Dimas Angga Perkasa

Load More