Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Senin, 02 Desember 2024 | 22:08 WIB
Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Indonesia, Prof Rhenald Kasali saat menjadi pembicara di malam penganugerahan “Green Industrial Awards dan SIER Customer Gathering 2024” di Surabaya. [Ist]

SuaraJatim.id - Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Indonesia, Prof Rhenald Kasali menyebut perusahaan di era sekarang memiliki banyak tantangan, salah satunya dalam hal perekrutan karyawan.

Dosen Fakultas Ekonomi UI itu mengingatkan perusahaan agar lebih cermat dan menyeluruh dalam melakukan seleksi terhadap karyawan baru. Tidak hanya bisa melihat dari segi ketrampilan teknis atau latar belakang pendidikannya saja. Akan tetapi juga aspek lain, seperti latar belakang emosional, masa kecil, dan pengaruh keluarga calon karyawan.

Hal itu disampaikan Rhenald Kasali dalam sesi talkshow dalam malam penganugerahan “Green Industrial Awards dan SIER Customer Gathering 2024” di Surabaya akhir pekan lalu.

Menurutnya perusahaan harus memperhatikan mengenai aspek kecerdasan sosial saat merekrut karyawan.

Baca Juga: Kronologi Kebakaran Industri Roti Rumahan Gresik, Terdengar Ledakan Hebat Hingga 10 Orang Terluka

“Anak-anak sekarang banyak yang menghadapi persoalan dalam kecerdasan sosial. Karena itu, perusahaan tidak cukup hanya memberikan pelatihan keterampilan, tetapi juga harus membentuk mentalitas karyawan,” ujarnya dikutip, Senin (2/12/2024).

Rhenald Kasali lantas menyinggung soal fenomena Strawberry Generation. Istilah ini disematkan kepada seseorang yang kreatif tetapi cenderung rapuh dan mudah menyerah.

Dia menyebut, fenomena tersebut tidak bisa dilepaskan dari peran orang tua yang disebutnya sebagai Strawberry Parents.

“Di balik adanya Strawberry Generation, ada Strawberry Parents—orang tua yang terlalu protektif, memanjakan anak-anak mereka, dan kurang memberikan ruang untuk membangun kemandirian,” ungkapnya.

Contoh terbaru kasus viral orang tua murid menyuruh siswa sebuah SMA di Surabaya menggonggong. Renald Kasali menilai pola asuh seperti ini melemahkan mental anak dan mencipatakan generasi yang rapuh.

Baca Juga: Untuk Tingkatkan Kapasitas Karyawan dalam Berkomunikasi, Erick Thohir Gandeng Influencer BUMN Jatim

Mereka yang rapuh akan kurang memiliki kecerdasan sosial, sehingga sering kali kesulitan dalam menghadapi tekanan di tempat kerja.

“Ada fenomena 'muntaber' (mundur tanpa berita) yang sering terjadi di perusahaan. Bahkan alasan ketidakhadiran yang mereka sampaikan terkadang tidak masuk akal, seperti tidak masuk kerja karena kucingnya sakit,” katanya.

Peran keluarga penting dalam mendidik anak menjadi sosok yang tangguh di dunia kerja. Rhenald Kasali mengungkapkan anak-anak yang dibesarkan dari keluarga dengan etos kerja yang kuat lebih tangguh.

Mereka yang berasal dari keluarga pejuang memiliki mentalitas lebih tangguh dan produktivitas lebih tinggi.

“Anak-anak dari keluarga pejuang ini memiliki keunggulan mental dan produktivitas yang luar biasa. Mereka terbiasa bekerja keras dan menghadapi tantangan, yang menjadikan mereka aset berharga bagi perusahaan,” bebernya.

Rhenald Kasali kemudian mengingatkan para pencari kerja bahwa tantangan dunia kerja tidak hanya soal kemampuan teknis, tetapi juga mengenai membangun karakter dan ketahanan. Sedangkan untuk perusahaan harus mampu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pengembangan kedua aspek tersebut.

Dalam paparannya tersebut Rhenald Kasali sempat menyentil mengenai pidato Direktur Utama PT SIER, Didik Prasetiyono soal pengelolaan kawasan industri. Dia menilai SIER memiliki komitmen untuk mendorong praktik industri berkelanjutan dan terintegrasi dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

“Paparan Dirut SIER menggambarkan bagaimana kepemimpinan yang kuat mampu mengarahkan perusahaan menuju keberlanjutan dan inovasi yang relevan dengan tantangan global saat ini,” ujar Prof. Rhenald.

Load More