Scroll untuk membaca artikel
Baehaqi Almutoif
Minggu, 02 Maret 2025 | 23:08 WIB
Ilustrasi banjir. Doa mencegah banjir. [pexels/aamir dukanwala]

SuaraJatim.id - Hujan deras yang terus mengguyur wilayah Gresik dan sekitarnya membuat dua sungai, yakni Kali Lamong dan Bengawan Solo meluap.

Banjir semakin meluas ketujuh kecamatan di Gresik. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir akibat luapan Sungai Kali Lamong merendam empat kecamatan, yaitu Benjeng, Cerme, Menganti dan Kedamean.

"Untuk Kecamatan Benjeng mengalami genangan di beberapa desa, dengan ketinggian air antara 10 hingga 70 cm. Desa Deliksumber menjadi salah satu yang terdampak paling parah, dengan 120 rumah terendam," kata Kepala BPBD Gresik, Sukardi dilansir dari TIMES Indonesia--partner Suara.com, Minggu (2/3/2025).

Sementara itu, di Kecamatan Cerme banjir merendam Desa Morowudi dengan jumlah rumah terdampak sebanyak 95 unit. Kemudian di Desa Pandu tambak seluas 35 hektare terendam banjir.

Baca Juga: Perjalanan Gresik United di Liga 2 2024/2025: dari Harapan ke Degradasi

Banjir di Menganti cukup parah. Di Desa Boboh sebanyak 230 rumah tergenang dengan ketinggian air mencapai 30 cm. Genangan juga menerjang Perumahan Maharaja Residence dan Graha Menganti 2.

Sedangkan di Kecamatan Kedamean, banjir menerjang wilayah Desa Cermen dengan 22 hektar sawah terdampak. Banjir yang sudah surut di wilayah Kecamatan Balongpanggang.

Sukardi menyebutkan, banjir juga terjadi akibat luapan Sungai Bengawan Solo. "Luapan Bengawan Solo juga mengakibatkan banjir di Kecamatan Bungah, Dukun, dan Manyar," kata Sukardi.

Banjir di Kecamatan Bungah merendam 20 hingga 35 rumah, termasuk fasilitas umum.

Lalu di Kecamatan Dukun, banjir terjadi di Desa Madumulyorejo dan Jrebeng. Di Kecamatan Manyar, tiga rumah di bantaran sungai di Desa Sembayat tergenang.

Baca Juga: Sejumlah Daerah di Jatim Lumpuh Akibat Banjir, Ini Daftarnya

BPBD Gresik telah mendirikan tenda pengungsian di Desa Bringkang dan Desa Boboh untuk warga. "Penempatan perahu evakuasi di titik-titik kritis, termasuk Desa Boboh, Kedungrukem, dan Pandu. Distribusi logistik ke dapur umum di desa-desa terdampak untuk memenuhi kebutuhan pengungsi," katanya.

Pihaknya mengaku terus melakukan koordinasi dengan BBWS Bengawan Solo, BPBD Jawa Timur, serta pemerintah desa dan kecamatan terdampak.

Load More