SuaraJatim.id - Sidang paripurna DPRD Jatim digelar dengan agenda Laporan Kinerja Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Jawa Timur Tahun 2024 pada Rabu (9/4/2025).
Dalam rapat tersebut, fraksi di DPRD Jatim menyampaikan pandangan umum terkait LKPJ Gubernur Jatim 2024.
"Terkait LKPJ kepala daerah, Gubernur Jawa Timur, yang hari ini pandangan umum Fraksi secara umum itu mengapresiasi terhadap kinerja satu tahun sebelum LKPJ diberikan," kata Ketua DPRD Jawa Timur, M. Musyafak.
Pada pandangan umum fraksi di DPRD Jatim memberikan apresiasi terhadap kinerja Pemprov Jawa Timur di bawah Pj Gubernur Adhy Karyono. Meski, tidak dipungkiri Musyafak, ada beberapa catatan.
Baca Juga: Bahaya Bisa Mengintai di Masjid, Muhammadiyah Jatim Ingin Wujudkan Budaya Aman dan Sehat
"Tentu masih ada hal-hal yang dikritisi, tapi menurut kami secara umum, mereka memberikan apresiasi yang luar biasa dari sembilan Fraksi yang sudah menyampaikan pandangan umumnya," ungkapnya.
Juru bicara Fraksi PKB DPRD Jatim, Alyadi Mustofa dalam laporan pandangan umum mengapresiasi atas capaian positif kinerja selama tahun anggaran 2024. Namun demikian, pihaknya tetap memberikan beberapa catatan.
Salah satunya di bidang pendidikan. Dia menyampaikan masih terdapat ketimpangan akses antara daerah perkotaan dan pedesaan. Kemudian belum meratanya sekolah negeri di daerah sehingga menimbulkan masalah saat penerimaan siswa baru.
Perubahan skema seleksi penerimaan siswa menjadi sistem domisili tidak akan memperbaiki kondisi selama persoalan pokok tersebut belum dituntaskan. "Mohon penjelasan, bagaimana langkah konkret yang akan dilaksanakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam memperluas akses, meningkatkan kualitas, dan memeratakan layanan pendidikan, khususnya pendidikan menengah," katanya.
Di bidang kesehatan, menurut data target Treatment Success Rate (TSR) Tuberkulosis sebesar 90 persen pada tahun 2024 belum tercapai, dengan capaian hanya sebesar 87,93 persen. Demikian pula dengan Treatment Coverage Tubercolosis dengan target sebesar 90 persen dan hanya tercapai sebesar 76 persen.
Baca Juga: Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah SMK di Jatim: Mark Up Fantastis Anggaran Pengadaan Barang
"Hal ini mendandakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur belum berhasil dalam meningkatkan kesadaran penderita TBC untuk menuntaskan pengobatan," katanya.
Sementara itu, juru bicara Graksi NasDem DPRD Jatim, Suwandy mengatakan, banyak capaian positif yang telah diraih. Namun demikian, masih ada ruang untuk perbaikan dan penyempurnaan di berbagai sektor.
"Sebagai fraksi yang konsisten dalam mengawal gerakan Restorasi Indonesia, kami memandang bahwa LKPJ ini merupakan refleksi komitmen Pemerintah Provinsi dalam mewujudkan pemerintahan yang terbuka, akuntabel, dan berorientasi pada kepentingan
rakyat," kata Suwandy.
Ia menyampaikan, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Misalnya soal indeks pembangunan manusia (IPM), Fraksi NasDem mendorong agar program pemberdayaan ekonomi, pendidikan vokasional, serta layanan dasar kesehatan terus diperluas,
khususnya di wilayah pinggiran dan kepulauan.
Selain itu, pihaknya juga berharap perlu ditingkatkan pelatihan dan penempatan kerja berbasis kebutuhan industri.
"Fraksi Partai NasDem mendorong penguatan mitigasi bencana di daerah rawan serta pengawasan lebih ketat terhadap aktivitas industri yang berpotensi mencemari lingkungan," kata Suwandy.
Fraksi NasDem juga mengajukan beberapa tambahan penjelasan, seperti masih adanya Indikator Kinerja Utama (IKU) masih belum memenuhi target, yakni Indeks Theil dan Indeks Gini.
Selain itu, perlu adanya data yang menggambarkan kondisi utuh masyarakat Jawa Timur.
"Kami menilai bahwa penggunaan data agregatif dari BPS dalam LKPJ perlu didampingi dengan pendekatan kualitatif dan partisipatif untuk mendapatkan gambaran yang lebih utuh mengenai kondisi masyarakat. Dampak nyata dari program pembangunan terhadap kesejahteraan masyarakat menjadi ukuran sejati keberhasilan pemerintahan," ungkapnya.
Pihaknya kembali mengingatkan mengenai tindak lanjut atas rekomendasi DPRD tahun sebelumnya. "Pembangunan tidak boleh berhenti pada target anggaran atau indikator formal, namun harus nyata terasa manfaatnya oleh rakyat Jawa Timur dari ujung Pacitan hingga ujung Banyuwangi," katanya.
Berita Terkait
-
Gagasan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Perlunya Akses Pendidikan Merata
-
Inspirasi Ki Hajar Dewantara: 'Manual Guide' Bidang Pendidikan dan Politik
-
Menterengnya Karier Atalia Praratya: Dipuji High Value, Kekayaannya Ternyata Ungguli Suami
-
Ki Hajar Dewantara: Dari Darah Ningrat hingga Perintis Pendidikan Rakyat
-
Duka yang Diabaikan: Remaja Kehilangan Orang Tua, Siapa Peduli?
Terpopuler
- Tenaga Kalahkan Yamaha XMAX, Tampan Bak Motor BMW: Pesona Suzuki AN400 Bikin Kesengsem
- Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
- Sudah Dihubungi PSSI, Harga Pasar Pemain Keturunan Ini Lebih Mahal dari Joey Pelupessy
- Segera Ambil Saldo DANA Kaget Gratis Hari Ini, Cairkan Rezeki Siang Hari Bernilai Rp 300 Ribu
- 6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Pilihan
-
Rekam Jejak Kim Sang-sik, Junior STY yang Pimpin ASEAN All Stars Lawan Manchester United
-
Jepang Tersingkir! Ini Skenario yang Bisa Bawa Timnas Indonesia Juara Piala Asia U-17
-
Rekam Jejak Wipawee Srithong: Bintang Timnas Thailand, Pengganti Megawati di Red Sparks
-
Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
-
Puji Kinerja Nova Arianto, Kiper Timnas Indonesia: Semoga Konsisten
Terkini
-
Kronologi Balon Udara Berisi Petasan Porak-porandakan Rumah Warga Tulungagung
-
Polemik Sidak Wakil Wali Kota Surabaya, Bagaimana Hukum Perusahaan Menahan Ijazah Karyawan?
-
Rip Current, Si Pembunuh Sunyi: 6 Korban Jiwa di Laut Selatan Pacitan
-
Banjir Pamekasan, 2 Kecamatan Basah Kuyup
-
Gubernur Khofifah: Jaga Kelestarian-Keindahan Alam Jatim, TNBTS Jadi yang Terindah Ketiga Sedunia