Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Rabu, 02 Juli 2025 | 21:36 WIB
Jadwal puasa Asyura 10 Muharram 1447 Hijriah.

SuaraJatim.id - Hari Asyura adalah hari ke-10 bulan Muharram. Ada beragam pendapat para ulama mengenai alasan 10 Muharam disebut hari Asyura.

Dikutip dari website Kemenag Bali, Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani dalam kitab Al-Ghunyah menyebutkan tiga pendapat ulama dalam masalah ini.

Pertama, 10 Muharam disebut hari Asyura karena hari kesepuluh di bulan Muharam. Asyura artinya sepuluh.

Kedua, 10 Muharam disebut Asyura karena terdapat sepuluh keistimewaan yang diberikan Allah kepada umat Nabi Muhammad Saw.

Baca Juga: Jangan Sampai Terlewat! Ini Amalan Utama Bulan Muharram yang Pahalanya Menggunung

Ketiga, 10 Muharam disebut hari Asyura karena pada hari itu Allah memberikan 10 keistimewaan kepada 10 Nabi. Allah menerima taubat Nabi Adam, Allah mengangkat Nabi Idris ke tempat yang tinggi.

Lalu naik dan sejajarnya perahu Nabi Nuh dengan bukit Al-Judi setelah banjir besar, Allah menyelamatkan Nabi Ibrahim dari api Namrud, Allah menerima taubat Nabi Daud, Allah menghilangkan penyakit Nabi Ayyub.

Ada juga peristiwa Allah menyelamatkan Nabi Musa dan menenggelamkan Firaun, Allah menyelamatkan Nabi Yunus dari perut ikan, Allah mengangkat Nabi Isa ke langit.

Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai pengertian hari Asyura pada 10 Muharram, yang pasti di hari itu umat Islam dianjurkan melakukan ibadah puasa.

Hari 10 Muharram 1447 H bertepatan dengan hari Sabtu, 5 Juli 2025. Maka jika ingin melakukan puasa Asyura yaitu di hari Sabtu 5 Juli 2025.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Puasa Ayyamul Bidh Juli 2025, Berikut Niat dan Tata Caranya

Sejarah Puasa Asyura

Puasa di hari Asyura atau puasa Asyura ternyata sudah dilakukan orang-orang Quraisy sebelum datangnya kenabian Muhammad SAW.

‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata:

(كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَه.)

“Dulu hari ‘Asyura, orang-orang Quraisy mempuasainya di masa Jahiliyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mempuasainya. Ketika beliau pindah ke Madinah, beliau mempuasainya dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa. Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa ‘Asyura’. Barang siapa yang ingin, maka silakan berpuasa. Barang siapa yang tidak ingin, maka silakan meninggalkannya."

Bahkan orang Yahudi pun melakukan puasa Asyura. Ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas:

Load More