Tanaman ini tidak memerlukan ritual khusus untuk digunakan sebagai penangkal. Cukup dengan menanamnya di pekarangan rumah, sirih hitam dipercaya mampu memancarkan energi pelindung yang bisa menangkis serangan dari ilmu hitam seperti santet, teluh, atau kiriman makhluk gaib.
Sebagian orang bahkan menyarankan untuk menempatkan beberapa helai daun sirih hitam di dalam rumah, terutama di sudut-sudut yang dianggap rawan dimasuki energi negatif. Baunya yang khas dan auranya yang kuat dipercaya bisa menciptakan medan proteksi alami.
Tradisi Lama yang Masih Bertahan
Meski zaman sudah berubah dan masyarakat semakin modern, kepercayaan terhadap kekuatan ghaib dari tanaman seperti sirih wulung belum sepenuhnya hilang.
Beberapa orang masih merawat tanaman ini dengan keyakinan bahwa alam memiliki cara tersendiri untuk menjaga keseimbangan energi antara yang tampak dan yang tak tampak.
Di beberapa daerah, bahkan masih ada praktik-praktik tertentu yang melibatkan sirih hitam dalam ritual tolak bala atau penyembuhan spiritual. Meskipun tidak semua bisa diterima secara ilmiah, keberadaan mitos ini menjadi bagian dari kekayaan budaya dan spiritualitas lokal yang tetap lestari.
Simbol Proteksi dan Keseimbangan
Lebih dari sekadar mitos, sirih hitam menjadi simbol bahwa manusia selalu mencari cara untuk melindungi diri dari sesuatu yang tidak kasat mata. Keyakinan ini, entah berdasar pengalaman nyata atau tradisi turun-temurun, mencerminkan kecerdikan dan insting bertahan hidup masyarakat Nusantara.
Apakah sirih hitam benar-benar memiliki energi pelindung atau hanya kepercayaan semata, tentu tergantung pada sudut pandang masing-masing.
Baca Juga: 7 Mitos Daun Kelor: Penolak Bala, Pengusir Makhluk Halus, hingga Pemutus Ilmu Hitam
Namun satu hal yang pasti, tanaman ini telah menjadi bagian dari narasi besar tentang bagaimana manusia, alam, dan dunia tak kasat mata saling terkait.
Dalam dunia modern yang serba rasional, masih ada ruang untuk warisan kepercayaan seperti sirih wulung. Tanpa harus meyakininya secara penuh, kita bisa menghargai nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sebagai warisan budaya, simbol perlindungan, sekaligus pengingat bahwa tidak semua hal di dunia ini bisa dijelaskan hanya dengan logika.
Kontributor : Dinar Oktarini
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Kronologi Sopir Truk Ditemukan Tewas di Banyuwangi, Mulut dan Hidung Berbusa!
-
BRI Ikut Biayai Proyek Strategis Flyover Sitinjau Lauik Rp2,2 Triliun di Sumbar
-
2 Jembatan Lumajang Rampung Akhir 2025, Gubernur Khofifah Pastikan Mobilitas Warga Pulih Total
-
Korban Ledakan Serbuk Mercon Pacitan Bertambah, Lima Warga Luka dan Rumah Hancur
-
Banjir Lamongan Rendam 328 Hektare Sawah Warga, 13 Dusun Terdampak