Budi Arista Romadhoni
Sabtu, 08 November 2025 | 09:25 WIB
Ilustrasi pertempuran melawan penjajah di Surabaya. [ChatGPT]
Baca 10 detik
  • Jenderal A.W.S. Mallaby, perwira Inggris humanis, tewas tragis di Surabaya akibat konflik memanas.
  • Kematian Mallaby pada 30 Oktober 1945 memicu serangan besar Inggris pada 10 November di Surabaya.
  • Tragedi ini menguatkan semangat Resolusi Jihad dan meneguhkan Surabaya sebagai simbol keberanian bangsa.

SuaraJatim.id - Nama Jenderal A. W. S. Mallaby selalu muncul ketika sejarah Pertempuran Surabaya dipelajari.

Di balik dahsyatnya perang 10 November 1945 yang disebut sebagai salah satu pertempuran kota paling brutal setelah Perang Dunia II, terdapat rangkaian peristiwa yang dipicu oleh kematian seorang perwira Inggris yang dikenal tenang, humanis, dan sebenarnya enggan memulai konflik.

Artikel ini merangkum tujuh poin penting mengenai sosok Mallaby dan bagaimana detik detik kematiannya memicu pertempuran besar yang kemudian dikukuhkan oleh Resolusi Jihad 22 Oktober 1945.

1. Siapa Jenderal Mallaby, Perwira Inggris yang Didatangkan ke Surabaya

Albertine Walter Shorten Mallaby bukan sembarang perwira. Ia adalah salah satu komandan operasi berpengalaman dari kampanye Burma.

Setelah Perang Dunia II selesai, ia dikirim ke Indonesia sebagai pemimpin Brigade Infanteri India ke 49 di bawah komando Inggris. Pasukan yang dibawanya adalah Indian Army yang berisi prajurit India keturunan Maratha.

Mallaby dilantik kembali sebagai brigadir demi memimpin satu brigade penuh. Dari catatan transkrip, ia sendiri tidak menyangka bahwa tugas di Indonesia akan jauh lebih berbahaya dibandingkan pertempuran melawan Jepang.

Ia datang dengan misi melucuti tentara Jepang dan membebaskan tawanan perang Eropa, termasuk Belanda.

2. Situasi Surabaya Sudah Membara Sebelum Mallaby Mendarat

Baca Juga: ISTTS Jadi yang Pertama di Jawa Timur Gelar Workshop AI Nvidia, Apa yang Dipelajari?

Ketika pesawat Mallaby tiba di Surabaya pada 25 Oktober 1945, kota ini sudah panas. Para pemuda telah mengambil senjata Jepang dan mengorganisir pos pos pertahanan.

Ultimatum sepihak dari Inggris yang dilemparkan melalui pamflet dari pesawat justru memicu kemarahan rakyat.

Dalam surat pribadi Mallaby kepada istrinya, ia menyebut pamflet itu sebagai tamparan memalukan karena ia tidak diberi kesempatan membaca isi ultimatum sebelum disebarkan.

Akibatnya, Mallaby datang dalam keadaan serba salah. Ia harus mengamankan tawanan Belanda, namun di sisi lain rakyat Surabaya menganggap Inggris hendak mengembalikan penjajahan.

3. Pertempuran Surabaya Meletus 28 sampai 30 Oktober

Ketegangan berubah menjadi pertempuran terbuka selama tiga hari. Transkrip menyebut Letkol Doltan menggambarkan hari hari itu sebagai neraka.

Load More