Jelang Puasa, Candi Brahu Peninggalan Majapahit Dibersihkan

Untuk membersihkan Candi Brahu juru pelihara harus memiliki keberanian ekstra karena rumput liar dan lumut banyak tumbuh di puncak candi.

Chandra Iswinarno
Jum'at, 26 April 2019 | 14:59 WIB
Jelang Puasa, Candi Brahu Peninggalan Majapahit Dibersihkan
Situs peninggalan Kerajaan Majapahit, Candi Brahu yang berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur akan dibersihkan. [Berita Jatim]

SuaraJatim.id - Salah satu situs peninggalan Kerajaan Majapahit, Candi Brahu yang berada di Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur dibersihkan.

Pembersihan tersebut dilakukan karena candi tersebut ditumbuhi rumput liar dan lumut, lantaran musim hujan yang terjadi beberapa bulan belakangan.

Koordinator Lapangan Juru Pelihara (Korlap Jupel) Candi Brahu Marsaid mengatakan pembersihan candi tersebut rutin dilakukan.

"Dalam setahun, bisa tiga sampai empat kali melihat kondisi. Apalagi kalau musim hujan seperti ini, rumput dan lumut cepat tumbuh," ungkapnya seperti dilansir Berita Jatim - jaringan Suara.com, Jumat (26/4/2019).

Baca Juga:Gali Tanah Buat Kolam, Warga Temukan Batuan Diduga Candi Abad 7 Masehi

Untuk membersihkan Candi Brahu, disiapkan tiga orang yang melakukan bersih-bersih dengan waktu dua hari untuk membersihkan candi yang memiliki panjang sekitar 22,5 meter, lebar 18 meter serta berketinggian 20 meter tersebut.

"Memang yang membersihkan situs, orang-orang tertentu yakni mereka yang memang sudah diberikan pengetahuan bagaimana cara membersihkan situs dari batu bata merah. Ini memang sudah menjadi tupoksi kita untuk membersihkan situs Candi Brahu," katanya.

Pembersihan candi bersejarah tersebut dilakukan secara manual yakni, mencabut rumput liar tersebut menggunakan tangan. Akar rumput harus dipastikan ikut tercabut untuk mengantisipasi agar rumput tidak cepat tumbuh lagi.

"Kita juga gunakan sapu lidi, kalau baiknya kita gunakan tangga dan pengamannya menggunakan tali tampar. Memang harus ada yang menjaga dibawah saat ada yang naik, dibutuhkan orang-orang yang memiliki keberanian," tuturnya.

Dikemukakan Marsaid, rumput liar dan lumut banyak tumbuh di puncak candi sehingga juru pelihara harus memiliki keberanian ekstra.

Baca Juga:Teka-teki Tahun Pembuatan Candi Sawentar Belum Terungkap

Selain tinggi, candi memiliki tingkat kemiringan yang membutuhkan ekstra hati-hati saat harus memanjat situs tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak