Bisnis Urban Farming: Menuai Cuan dari Lahan Sempit di Tengah Kota

Di tengah belantara beton dan hiruk pikuk kota, sebuah revolusi hijau sedang tumbuh subur

Muhammad Yunus
Kamis, 31 Juli 2025 | 15:52 WIB
Bisnis Urban Farming: Menuai Cuan dari Lahan Sempit di Tengah Kota
Urban Farming Baktiseraga Bali. Tren yang telah bertransformasi dari sekadar hobi menjadi salah--satu peluang bisnis paling menjanjikan saat ini [BeritaBali.com].

SuaraJatim.id - Di tengah belantara beton dan hiruk pikuk kota, sebuah revolusi hijau sedang tumbuh subur. Bukan di ladang pedesaan yang luas, melainkan di balkon apartemen, atap gedung, dan pekarangan rumah yang sempit.

Inilah era urban farming atau pertanian perkotaan, sebuah tren yang telah bertransformasi dari sekadar hobi menjadi salah--satu peluang bisnis paling menjanjikan saat ini.

Bagi generasi milenial dan anak muda yang gandrung akan inovasi, keberlanjutan (sustainability), dan gaya hidup sehat, urban farming bukan lagi soal menanam cabai di pot.

Ini adalah jawaban cerdas atas berbagai tantangan urban modern: keterbatasan lahan, rantai pasok makanan yang panjang, serta kerinduan akan bahan pangan yang segar, sehat, dan terpercaya.

Baca Juga:Ingin Masuk Pasar Global, Wisticy Outfit Ikut BRI UMKM EXPO(RT) 2025

Lalu, bagaimana cara mengubah hobi hijau ini menjadi mesin penghasil keuntungan? Mari kita selami lebih dalam.

Mengapa Sekarang Adalah Momen yang Tepat?

Popularitas bisnis urban farming meledak bukan tanpa alasan. Ada beberapa faktor pendorong utama yang menjadikannya sangat relevan saat ini:

-Permintaan Pasar yang Tinggi

Konsumen perkotaan semakin sadar akan kesehatan. Mereka rela membayar lebih untuk sayuran organik, bebas pestisida, dan dipetik pada hari yang sama (same-day harvest).

Baca Juga:Pemprov Jatim Jajaki Kerja Sama Strategis dengan Negara-Negara EAEU dan MERCOSUR di Sektor Pangan

Konsep "farm-to-table" yang tadinya eksklusif di restoran mahal, kini bisa diadopsi oleh siapa saja.

-Krisis Kepercayaan dan Rantai Pasok

Isu penggunaan pestisida berlebih dan panjangnya rantai distribusi membuat kualitas sayuran di pasar konvensional sering kali menurun. Urban farming memotong semua itu, menawarkan transparansi dan kesegaran maksimal.

-Dorongan Keberlanjutan

Bisnis ini secara inheren ramah lingkungan. Ia mengurangi jejak karbon dari transportasi pangan, meminimalkan penggunaan air (terutama dengan metode hidroponik), dan mendorong ekonomi lokal.

Model Bisnis Urban Farming yang Siap Dijalankan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini