SuaraJatim.id - Politikus Partai Gerindra, Ahmad Dhani Prasetyo kembali mengkritik pemerintahan Capres petahana Joko Widodo. Kritikan itu disampaikan Dhani melalui surat yang dibuatnya di Rumah Tahanan Kelas I Surabaya di Medaeng Sidoarjo, Jawa Timur.
Suara.com mendapati surat tersebut dari orang dekat Ahmad Dhani yang dibagikan melalui grup WhatsApp (WA) pada Rabu (8/5/2019) malam.
Lewat surat ini, pentolan Band Dewa 19 itu menyoroti ratusan petugas KPPS yang wafat selama bertugas mengamankan Pemilu 2019.
"Pasca Pilpres, Jokowi menambah satu prestasi lagi. Pilpres paling berdarah," tulis Dhani.
Baca Juga:Soal Istri Eks Danjen Kopassus, BPN: Awas Dosa-dosa Kita Sedang Disisir
Melalui surat tersebut, Dhani juga menanggapi soal peringatan agar para ulama keturunan Arab tak menjadi provokator. Diketahui, pernyataaan itu kali pertama disampaikan mantan Kepala BIN A.M Hendropriyono. Permintaan itu menyusul adanya seruan gerakan massa yang meluas di masyarakat, terutama yang dianjurkan pentolan FPI Rizieq Shihab.
"Ulama mendukung disuapi. Ulama yang tidak mendukung diinjak. Taipan dibela mati-matian. Habib dituduh provokator kurang ajar," tulis Dhani.
Dalam surat yang ditulisnya di penjara, Dhani meminta agar KPU menghentikan Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) yang hingga kini masih berjalan. Menurutnya, gerekan people power pasti akan dilakukan jika ditemukan ada kesalahan Situng dan memenangkan pasangan nomor urut 01, Jokowi - Maruf Amin.
Selain itu, suami Mulan Jameela tersebut juga menyindir-nyindir Kapolri Jenderal Tito Karnavian hingga Menkopolhukam Wiranto yang dituduh akan menangkapi para tokoh dengan dalih telah melakukan upaya makar kepada pemerintah.
Berikut isi surat lengkap yang ditulis Ahmad Dhani di balik jeruji:
Baca Juga:Cara Jokowi Hindari Pertanyaan Wartawan Ini Bikin Gemas
Waspadai Penangkapan (Penculikan) Tokoh atas Nama Makar II
Makar I (2 - 12 - 2016)
By Ahmad Dhani
Jika KPU tidak mau diaudit atas perintah Bawaslu, berbuat jujur untuk rakyat dengan menghetikan Situng nya (diaudit dulu dan di cari perhitungan format jujur) dan terus salah input untuk menggolkan presiden salah input, maka gerakan Peole Power sudah pasti mulai menggelinding bagaikan Bola Salju
Maka Patut di duga Jenderal Tito (katanya atas perintah LBP dan AMHP) seperti biasa akan mengerahkan jajaran nya untuk mulai menangkapi tokoh-tokoh dengan paradigma dan terminologi konyol nya soal makar.
Dan kalu itu terjadi lagi...2 kali konyol.
Wahai Para Jenderal!
Perdamain itu bisa terjadi jika satu sama lain tidak ada yang mencurangi, kata Cak Nun
Apa Polri mau membela rezim curang? Let us see
Apa TNI mau membela rezim curang?
Sejarah akan membuktikan
DPR MPR
NU Banser
Muhammadiyah
Bungkam ada 500 an korban KPU AIRLINES
buta dan tuli?
Apakah kali ini rezim harus mengambil banyak nyawa rakyat untuk melenggang kan 2 periode?
Pasca Pilpres, Jokowi menambah satu prestasi lagi. Pilpres paling berdarah.
Kepada Jenderal Wiranto, ayo kita adu data soal ini:
1. Pilpres paling berdarah
2. Rupiah paling jeblok sepanjang sejarah
3. BPJS paling ancur sepanjang sejarah
4. Utang luar negeri terbesar sepanjang sejarah
5. BUMN paling banyak utang dan terjual asetnya
6. Penurunan kemiskinan paling kecil sepanjang sejarah (4 tahun cuma turun 1,1 % . Dari 10,8 ke 9,8) di hoax kan sekarang kemiskinan cuma single digit
7. Gini ratio terbesar sepanjang sejarah (0,435 )
8. Dan haji paling besar ditilep
9. TKA China paling besar jumlah masuknya
10. Defisit current! Paling parah
11. Cadangan devisa? Patut di curigai ludes
12. Umat paling terbelah sepanjang sejarah NKRI
Ulama mendukung disuapi
Ulama yang tidak mendukung diinjak
Taipan dibela mati-matian
Habib dituduh provokator kurang ajar
Model gini mau dua periode?
Gundulmu anget
Kontributor : Achmad Ali