Sementara itu, Warga Masalembu, Hidayat mengatakan Perairan Masalembu tidak seangker yang dibayangkan banyak orang. Meski perairannya dikenal dengan ombak yang cukup tinggi, tetapi Warga Masalembu menganggapnya hal itu biasa.
Diakuinya, walau angin kencang dan ombak besar, Nelayan Masalembu tetap melaut. Lantaran menjadi nelayan adalah sumber pencaharian utama bagi penduduk setempat. Apalagi, Warga Masalembu didominasi suku Mandar dan Bugis yang dikenal tangguh saat melaut.
"Kalau suku Bugis dan Mandar itu tidak percaya adanya larangan tidak boleh melaut, kalau suku Madura masih patuh jika ada larangan dari BMKG atau Pemerintah" kata Hidayat ketika dihubungi via handphone.
Terkait fenomena Segitiga Masalembu, Hidayat menilai hal itu hanya dikait-kaitkan saja karena sering terjadi peristiwa kecelakaan laut di perairan tersebut.
Baca Juga:Penjelasan Fenomena Segitiga Masalembu, Segitiga Bermuda-nya Indonesia
"Kalau masyarakat disini kurang yakin hal-hal begituan," ungkapnya.
Senada dengan Hidayat, seorang tokoh di Masalembu, Yanto mengungkapkan, fenomena Segitiga Masalembu hanya mitos yang tak bisa dipercaya, sebab kecelakaan yang terjadi murni musibah akibat kelalaian dari tangan manusia.
"Kita hidup di zaman hari ini seharusnya tak percaya akan adanya itu mas, Kita tidak mau Masalembu itu dianggap pulau yang angker, buktinya kita di sini biasa-biasa saja," tegasnya.
Kontributor : Muhammad Madani
Baca Juga:3 Korban Tewas Kapal KM Santika Nusantara Terbakar Diserahkan ke Keluarga