Petani Toiran dan Harapan Terkuaknya Misteri Candi Gedog di Blitar

Toiran sebenarnya sudah menemukan batu kepala kala itu sekitar sebulan lalu.

Chandra Iswinarno
Jum'at, 06 September 2019 | 04:55 WIB
Petani Toiran dan Harapan Terkuaknya Misteri Candi Gedog di Blitar
Punden Joko Pangon, tempat keramat yang terletak tidak jauh dari lokasi temuan arca kepala kala di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur. [Suara.com/Agus H]

SuaraJatim.id - Heboh penemuan benda-benda kuno di area persawahan di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar, Jawa Timur yang kuat mengindikasikan adanya reruntuhan candi kuno tidak bisa dilepaskan dari peran Toiran (59), petani yang menanam jagung di area penemuan arca batu kepala kala.

Toiran sebenarnya sudah menemukan batu kepala kala itu sekitar sebulan lalu, saat membersihkan rumput di pematang sawahnya, atau berjarak sekitar 25 meter dari sebuah pohon beringin besar yang selama ini dikenal warga sebagai punden Joko Pangon.

"Sabit yang saya gunakan untuk membersihkan rumput membentur benda keras. Kemudian saya korek sedikit, ternyata ada batu cukup besar. Tapi waktu itu saya pikir batu biasa," ujar Toiran kepada Suara.com, Kamis (5/9/2019).

Sejak itu Toiran mengaku terus teringat akan batu itu, meski hanya sebagian kecil permukaannya yang dia lihat. Karena penasaran, pada Kamis petang pekan lalu, saat warga Kelurahan Gedog menjalankan tirakatan di punden Joko Pangon yang dianggap sebagai situs keramat itu, Toiran menceritakan tentang keberadaan batu tersebut kepada tokoh masyarakat bernama Subagyo.

Baca Juga:Arkeolog: Keberadaan Situs Candi Gedog di Blitar Sudah Ditulis Raffles

“Karena tirakatan itu tentang doa keselamatan, entah bagaimana malam itu di punden Joko Pangon terbersit pikiran bahwa jangan-jangan batu itu yang harus diselamatkan,” tutur Toiran.

Keesokan harinya, Subagyo bersama sejumlah perangkat kelurahan dan kecamatan melakukan pengecekan ke lokasi yang diceritakan Toiran dan mendapati bahwa batu yang ditemukan Toiran adalah arca kepala kala.

Toiran (59), petani yang menanam jagung di area penemuan arca batu kepala kala. [Suara.com/Agus H]
Toiran (59), petani yang menanam jagung di area penemuan arca batu kepala kala. [Suara.com/Agus H]

Temuan itu lantas dilaporkan lagi ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar yang segera menurunkan tim untuk observasi ke lokasi. Hasilnya, Tim menemukan sebuah koin kuno dengan penanda Tahun 1856 serta susunan batu bata dan batu andesit di beberapa titik yang masih di area persawahan di sekitar punden Joko Pangon.

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan cepat mengirim tim untuk melakukan observasi pada Rabu (4/9/2019).

Arkeolog BPCB Trowulan Wicaksono Dwi Nugroho menduga kuat kawasan di sekitar punden Joko Pangon merupakan reruntuhan kompleks percandian yang disebutkan oleh Gubernur Hindia Belanda Sir Thomas Stamford Raffles sebagai Candi Gedog.

Baca Juga:Temuan Arca Kepala Kala di Kota Blitar, Indikasikan Kompleks Percandian

Dalam buku History of Java yang terbit tahun 1817, Raffles memberikan kesaksiannya tentang sebuah candi yang cukup besar dan megah berdiri tidak jauh dari Kota Blitar. Candi yang dia tulis dengan sebutan Candi Gedog itu digambarkan masih berdiri utuh meski beberapa batu tangga candi mulai berantakan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini