Dikenal Sebagai Tempat Angker, Lokasi Sumur Kuno Diminta Segera Diekskavasi

Handoko berharap warga-warga sekitar tidak memanfaatkan sejarah dengan hal-hal yang berbau mistis.

Chandra Iswinarno
Selasa, 29 Oktober 2019 | 18:22 WIB
Dikenal Sebagai Tempat Angker, Lokasi Sumur Kuno Diminta Segera Diekskavasi
Rombongan kecamatan menengok sumur kuno di Desa Pepe Tambak, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada Selasa (29/10/2019). [Suara.com/Arry Saputra]

SuaraJatim.id - Warga yang bermukim di sekitar sumur kuno yang ditemukan di Desa Pepe Tambak, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur disebut sebagai tempat yang angker.

Hal itu disampaikan oleh Pegiat sejarah dan budaya sekaligus penemu sumur kuno, Agung Handoko.

Handoko menyampaikan, penemuan sumur di daerah tersebut bagi warga sekitar bukanlah hal yang asing. Kawasan Desa Pepe Tambak, kata dia, memang banyak cerita mengenai peradaban kuno.

"Saya dari kecil memang sering main ke sini dan banyak cerita tentang peradaban kuno. Di sini tempatnya angker, dulu enggak ada yang berani nginjak-nginjak di sini," jelasnya kepada kontributor Suara.com, Selasa (29/10/2019).

Baca Juga:Penemuan Sumur Kuno di Sidoarjo, Diduga Ada Bangunan Lain di Sekitarnya

Lokasi sumur kuno pertama, jelasnya, dinamai Tambak Gandung. Lokasi tersebut dikelilingi tambak ikan. Bahkan, setiap harinya sering digunakan orang-orang untuk mencari benda pusaka sebelum ditemukan sumur kuno itu.

"Dulu sering ada orang-orang itu yang mencari benda pusaka di sini. Makanya dikaitkan dengan hal-hal angker tempat ini," ujarnya.

Dengan ditemukannya situs tersebut, Handoko berharap warga-warga sekitar tidak memanfaatkan sejarah dengan hal-hal yang berbau mistis. Melainkan melestarikan sejarah di kawasan tersebut bisa mengetahui apa yang ada di Desa Pepe Tambak ini.

"Seharusnya warga ini tidak memanfaatkan situs-situs kuno untuk dimanfaatkan mencari hal-hal yang berbau mistis ataupun mencari pesugihan. Kita pinginnya ya bisa memberikan informasi kepada anak-anak kita nanti tentang sejarah di desa ini," tuturnya.

Pun, dia juga berharap pemerintah setempat bisa mendatangkan tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) untuk melakukan ekskavasi.

Baca Juga:Pesantren Ini Menyimpan Kitab Kuno, Diduga Peninggalan Kerajaan Blambangan

"Ini belum pernah sekali disentuh BPCB. Belum pernah diobservasi," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini