Geger Telur Terkontaminasi Dioksin, Ecoton Desak Pemprov Jatim Lakukan Ini

Problem pencemaran plastik ini akibat impor plastik dari Amerika dan Eropa yang terbuka secara bebas.

Chandra Iswinarno
Selasa, 19 November 2019 | 17:14 WIB
Geger Telur Terkontaminasi Dioksin, Ecoton Desak Pemprov Jatim Lakukan Ini
Demo Lingkungan tolak sampah plastik penyebab telur teracuni dioxin di depan Gedung Negara Grahadi, Selasa (19/11/2019). [Suara.com/Arry Saputra]

SuaraJatim.id - Provinsi Jawa Timur digegerkan dengan hasil penelitian yang dilakukan International Pollutants Elimination Network (IPEN) bersama dengan dengan Asosiasi Arnika dan beberapa organisasi lokal Indonesia merilis laporan "Plastic Waste Poisons Indonesia’s Food Chain".

Dalam hasil penelitian itu menyebutkan pabrik tahu yang berada di Tropodo, Sidoarjo terkontaminasi dioksin (senyawa beracun hasil pembakaran sampah plastik).

Dalam hasil penelitian yang dirilis pada November 2019, menyebutkan lokasi itu dibanjiri limbah plastik impor dari China. Pun telur dari ayam yang mencari makan di sekitar tumpukan sampah plastik di Tropodo memiliki tingkat kontaminasi racun terparah di dunia.

Tingkat dioksin dalam telur ayam itu sama dengan telur yang ditemukan di Bien Hoa, Vietnam, yang dianggap sebagai salah satu lokasi paling terkontaminasi dioksin di Bumi.

Baca Juga:Komisi VII Terus Soroti Sampah Plastik di Indonesia

Menanggapi hal tersebut Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi menyebut jika pernyataan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tentang telur yang diproduksi peternak ayam petelur di Jatim aman adalah keliru.

Prigi menyebut dari hasil penelitian sejumlah sampel telur ayam milik warga yang sehari-harinya mencari makan di tumpukan sampah di Tropodo, ternyata terkontaminasi dioksin yang tinggi.

"Kami sudah menemukan, Ecoton sudah menemukan kalau ayam-ayam di Jatim terutama ayam kampung di Sidoarjo dan Mojokerto sudah terkontaminasi dioksin dan 70 kali dari standar BPOM, BPOM itu 0,25 piko gram per gram per lemak. Tapi ditemukan di tropodo itu 200 ayam, di Bangun itu 100 ayam. Ini kan udah puluhan kali lipat," ujarnya.

Sehingga yang disampaikan Khofifah terkait ayam di Jatim aman itu hanya ayam yang dikandangkan, tak ada hubungannya dengan ayam yang terkena kontaminasi di Tropodo.

"Ini adalah indikator di bagian Jatim yang rusak. Aktivitas pembakaran plastik puluhan tahun, kemudian nembaknya ayam kan nggak ada hubungannya dengan ayam yang dikandangkan. Mana aksimu, bukan malah melarikan kasus ini ke ayam makan telur itu enggak nyambung sama problem plastik di Jawa Timur," ucapnya.

Baca Juga:Kurangi Sampah Plastik, Minuman Kemasan Kini Pakai Sedotan Kertas

Ia meminta kepada Khofifah untuk segera melakukan kajian. Problem pencemaran plastik ini akibat impor plastik dari Amerika dan Eropa yang terbuka secara bebas.

"Itu yang kita minta untuk melakukan roadmap bagaimana selanjutnya. Ya dipencet sumber-sumbernya adalah kran impor plastik asing yang tak dijamah. Ini seharusnya Khofifah melakukan kajian, kami menantang Khofifah untuk membuktikan kalau di Jatim itu memang bebas dioksin gitu loh," kata dia.

"Itu harus ada penelitian kalau omongan itu ilmiah, masyarakat Jatim itu cerdas banyak kampus tinggi ITS Unair perguruan tinggi yang mampu jadi jangan asal ngomong," lanjutnya.

Menurutnya, di Pelabuhan Tanjung Perak sendiri ada ratusan kontainer yang tak diinspeksi. Dari 50 kontainer yang dikirim ke Amerika hanya 12 kontainer. Lainnya, lari ke India Vietnam Kamboja.

"Artinya apa? Ada kebocoran di sistem kita. Ekspor nyatanya hanya 12 saja. Di perindustrian dan perdagangan ada kebocoran sistem bahkan ya,di Jatim ngga ada kewenangan disana. Tapi ya Khofifah harus marah ke Perindustrian perdagangan ke KLHK juga," pintanya.

"Makanya kalau Khofifah ndak marah, mereka akan seenaknya dengan Jatim. Maka import akan berjalan terus. Ada 22 industri kertas yang satu tahun membutuhkan 1,7 juta ton dan 40 persennya adalah campuran plastik. Ini sudah ada ancaman jangan diam saja," kata Progo melanjutkan.

Untuk diketahui, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengimbau masyarakat tidak perlu cemas dan khawatir mengonsumsi telur yang diproduksi peternak ayam petelur Jatim. Hal ini karena, telur yang beredar di masyarakat adalah telur yang sehat dan diproduksi dengan menerapkan pola good farming practices.

Good farming practices sendiri adalah tatalaksana peternakan yang meliputi segala aktivitas teknis dan higinis dalam hal pemeliharaan sehari-hari, cara dan sistem pemberian pakan, sanitasi, serta pencegahan dan pengobatan penyakit.

"Sebanyak 96,3 persen telur di Jawa Timur dihasilkan dari ayam ras petelur yang sudah menerapkan good farming practices, dan sisanya 3,7 persen telur dari ayam buras/kampung yang belum dikandangkan secara permanen, diantaranya ditemukan di daerah Tropodo. Untuk itu, masyarakat jangan khawatir karena telur dari Jatim sehat dan tidak mengandung racun," kata Khofifah sapaan akrab Gubernur Jatim saat melakukan kunjungan ke Kelompok Telur Intan di Kecamatan Tumpang, Malang, Minggu (17/11/2019).

Imbauan ini disampaikan sehubungan dengan adanya rilis hasil penelitian jaringan kesehatan global (IPEN). Yang menyebutkan bahwa ayam buras/kampung yang dipelihara secara umbaran dan mencari makan di tumpukan plastik di daerah Tropodo, Sidoarjo, memiliki tingkat kontaminasi dioksin terparah kedua sedunia.

Kontributor : Arry Saputra

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini