SuaraJatim.id - Dinas Komunikasi, Informasi dan Informatika (Dinkomifo) Kota Surabaya memasang CCTV khusus pengintai penjahat untuk mempersempit ruang gerak pelaku kriminal atau teroris di Kota Pahlawan tersebut.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinkominfo Kota Surabaya M Fikser. Selain itu, dia mengatakan aplikasi face recognition sudah mulai dikerjakan untuk mendukung CCTV khusus tersebut.
"Aplikasi face recognition (penegasan) masih dalam proses pengerjaan, server dan aplikasi nya sudah siap, dan yang lagi dikerjakan di lapangan adalah pemasangan kamera," ujarnya saat ditemui pada Selasa (19/11/2019) sore.
Selain itu, kamera CCTV berpiksel tinggi ini akan terpasang sebanyak 150 unit.
Baca Juga:Terekam CCTV, Maling Bobol Kaca Mobil di Prawirotaman
"Sekarang sudah ada 150 kamera (dengan pixel tinggi) yang tahun ini kita pasang dan Dishub juga memasang 130 kamera (baru). Jadi nanti Dishub itu ada di Traffic Light," katanya.
Selain itu, sebanyak lima lokasi utama Kota Surabaya dijadikan sebagai lokasi kamera 'pengintai'.
"Untuk lokasinya agak kelihatan, ada cluster-cluster, disamping itu dipasang di kawasan yang menjadi perhatian (utama). Ada kluster Suramadu, ada kluster Balaikota, ada yang namanya kluster Siola, kluster Semut. Jadi ada lima kluster besar yang kita siapkan kameranya, mulai dipasang di persimpangan jalan, sampai beberapa gang juga," ungkapnya.
Selain bisa melihat karakter wajah dan pakaian, kamera ini juga tersambung dengan server Dinas Kependudukan, sehingga bisa mengetahui identitas.
"Jadi kamera ini mempunyai keunggulan membaca ciri seseorang, jadi tidak hanya pola wajah saja, namun ciri orang itu tertangkap. Sehingga keluar wajah orang-orang ini kita samakan," ucapnya.
Baca Juga:Siswi SMP Disiram Air Keras, Polisi Kumpulkan Rekaman CCTV
Untuk proses penyelesaian pengerjaan aplikasi ini, Fikser menyatakan bakal segera tuntas.
"Saat ini proses 90 persen, kemiripan wajah orang-orang ini dengan data kependudukan, jika memang dicurigai, maka akan ada pendeteksian di lapangan. Jadi bukan kejadian dulu baru kita antisipasi, tetapi antisipasi dulu agar tidak terjadi," katanya.
Kontributor : Dimas Angga Perkasa