Muri juga mengaku pernah melihat ada orang-orang yang berenang di sungai ini mengalami gatal-gatal.
Akibat kejadian itu, Muri beserta keluarganya merasa trauma dan kapok untuk mengonsumsi ikan-ikan yang mati massal di sungai belakang rumahnya tersebut.
"Sekarang sudah enggak mau karena sudah trauma, sudah kapok, takut keracunan lagi. Saya sampai muntah-muntah juga selama dua hari," ujar Saimah, istri Muri.
Tak hanya limbah pabrik, yang lebih mengerikan lagi masyarakat sekitar seringkali membuang sampah mereka dengan seenaknya ke sungai ini. Bahkan sampah popok juga sering kali terlihat hanyut di sungai hingga bekas-bekas jarum suntik juga ada.
Baca Juga:Air Bengawan Solo Menghitam, DLH Lamongan Sebut Pencemaran Kategori Sedang
"Biasanya itu mas, kalau malam-malam banyak yang naik motor terus langsung melempar sampah yang sudah di dalam (plastik) kresek ke sungai ini. Dulu juga ada yang buang bekas kayak dari rumah sakit, seperti jarum suntik atau tisu. Terus juga bekas-bekas pampers itu juga banyak," kata dia.
Muri berharap kepada pemerintah kota maupun provinsi untuk bisa segera menindak lanjuti permasalahan ini.
"Harapan saya, kasihsaja jaring supaya tidak ada orang yang membuang sampah sembarangan.”
Kontributor : Arry Saputra
Baca Juga:Sidang Putusan Pencemaran Popok Ditolak, Kuasa Hukum Nilai Hakim Tak Paham