SuaraJatim.id - Puluhan member MeMiles geruduk Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur (Mapolda Jatim) pada Selasa (14/1/2020) siang. Kedatangan mereka bertujuan untuk menjenguk salah satu gurunya, Kamal Tarachan atau dikenal dengan Master Sanjay yang saat ini ditahan di Mapolda Jatim.
Dalam kasus dugaan investasi bodong MeMiles, Sanjay telah ditetapkan menjadi tersangka oleh Subdit Indagsi Ditreskrimsus Polda Jatim bersama tiga rekannya.
Selain menjenguk Master Sanjay, member yang mendukung Memiles juga menuntut dibukanya kembali aplikasi MeMiles.
"Kami semua merasa sangat prihatin dengan apa yang terjadi dan kita menghormati proses hukum dan biarkan berjalan apa adanya," kata salah satu juru bicara member pro MeMiles yang sengaja datang dari Jakarta Iksan di depan Mapolda Jatim.
Baca Juga:Ello Mulai Digarap Polisi, Terseret Investasi Bodong MeMiles
Iksan menyatakan aplikasi tersebut tidak bersalah. Kalaupun mungkin ada kesalahan, dia meyakini hal itu merupakan kesalahan oknum.
"Memang apliaksi MeMiles ada yang perlu diperbaiki, aplikasi ini adalah prestasi anak bangsa, dan sangat jarang sekali dalam setahun kita menemukan aplikasi yang cemerlang seperti ini," ucapnya.
Untuk itu, dia meminta pemerintah untuk mempelajari terlebih dahulu aplikasi MeMiles sebelum menghakimi dan bahkan menutup aplikasi tersebut.
"Jarang-jarang kita menemukan ada seseorang atau internet miliarder di Indonesia. Tapi kalau di Amerika, mungkin dalam seminggu sekali tetangga bapak yang tadinya kere bisa tiba-tiba tajir melintir dan itu tidak ada masalah," ujarnya.
Sebelumnya, Ditreskrimsus Polda Jatim telah menetapkan empat tersangka dalam kasus investasi ilegal MeMiles. Mereka adalah KTM (47), warga Jalan Kintamani Raya, Kelurahan Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kemudian, FS (52), warga Gang Masjid, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Eva yang berperan sebagai motivator dan koordinator artis, serta satu lagi PH yang berperan sebagai IT.
Baca Juga:Ello Terseret Kasus Investasi Bodong MeMiles, Hari Ini Diperiksa Polisi
Hanya dalam jangka waktu delapan bulan, aplikasi yang dinaungi PT Kam And Kam itu berhasil meraup uang dari korban sebesar Rp750 miliar. Namun polisi baru mengamankan uang tunai Rp 122 miliar, puluhan unit mobil, dan aneka barang lainnya.
- 1
- 2