Pohon Menangis Digaris Polisi, Kapolres Jember: Hindari Isu Mistik

Hasilnya diperkirakan bunyi seperti wanita menangis keluar dari gesekan dahan akasia dan pelepah pohon kelapa.

Chandra Iswinarno
Rabu, 22 Januari 2020 | 20:13 WIB
Pohon Menangis Digaris Polisi, Kapolres Jember: Hindari Isu Mistik
Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal mendatangi lokasi Pohon Akasia di Kecamatan Puger pada Rabu (22/1/2020). [Suara.com/Ahmad Su'udi]

SuaraJatim.id - Kepolisian Resor (Polres) Jember memberikan garis kuning atau police line pada Pohon Akasia yang telah viral karena dianggap menangis. Garis kuning juga melingkupi satu pohon akasia lain dan pohon pisang di sampingnya, sebagai peringatan warga dilarang mendekat.

Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal, yang meninjau langsung, mengatakan garis polisi dipasang untuk menghindari isu magis atau mistik. Selain itu, banyaknya kunjungan orang yang ingin mendengar langsung, telah mengganggu sang pemilik pohon.

"Ternyata keramaian ini juga meresahkan warga termasuk pemilik, karena mengganggu aktivitas istirahatnya," kata Alfian, Rabu (22/1/2020).

Mendengar ramainya kabar pohon menangis yang disertai isu mistik dirinya mengintruksikan jajaran Polsek Puger untuk melakukan penyelidikan. Hasilnya diperkirakan bunyi seperti wanita menangis keluar dari gesekan dahan akasia dan pelepah pohon kelapa.

Baca Juga:Viral Pohon Menangis Ramai Dikunjungi, Pemilik Lahan Sempat Ditanya Polisi

Alfian juga mengaku telah berkonsultasi dengan akademisi Universitas Negeri Jember (Unej) terkait fenomena pohon mengeluarkan bunyi. Di lubang sela-sela pohon bisa terjadi aktivitas yang mampu menghasilkan getaran dan bunyi-bunyian.

Police line dipasang bukan untuk naik ke proses hukum melainkan untuk menghindari kegiatan mistik di sana. Dan akan dilepas 3 hari kemudian bila ramainya isu pohon menangis reda.

"Untuk menghindari magis atau mistik kemarin dilakukan pemotongan pelepah pohon kelapa. Alhamdulillah tidak keluar lagi suaranya," katanya lagi.

Sebelumnya kepolisian juga meminta agar Pohon Akasia berusia sekitar 20 tahun itu ditebang demi ketentraman warga. Namun warga menolak karena percaya pohon yang ditunggui jin itu akan memberi dampak buruk bila ditebang.

Setelah seminggu ramai dikunjungi dan viral di media sosial, kini pohon itu dikunjungi satu atau dua orang saja. Kepolisian mengklaim pengunjung berkurang karena bunyi tangisan pohon sudah hilang setelah pemotongan pelepah pohon kelapa.

Baca Juga:Viral Pohon Menangis di Jember, Kini Tak lagi Keluarkan Isak Tangis

Beberapa orang yang datang masih mencoba menempelkan telinga ke pohon berusaha mendengarkan suara tangisan tapi gagal. Mat Werdi mengakui suara tangisan wanita Pohon Akasia miliknya itu semakin lirih sejak Jumat (17/1/2020).

"Kalau pas nangis nggak nempel ke pohon sudah dengar," kata Werdi.

Sebelumnya diberitakan pohon menangis telah menggegerkan warga Kecamatan Puger, Jember. Pohon mengeluarkan suara tangis sendu seorang wanita hingga dianggap sebagai pohon menangis.

Kontributor : Ahmad Su'udi

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini