Cerita Warga Ijen, Begadang Kelilingi Api Unggun Waspadai Banjir Susulan

Kini bukit yang termasuk dalam wilayah Perhutani itu hanya berupa tanah basah tanpa tanaman, setelah terbakar Oktober 2019 dan diguyur hujan dengan intensitas 50 milimeter.

Chandra Iswinarno
Jum'at, 31 Januari 2020 | 20:30 WIB
Cerita Warga Ijen, Begadang Kelilingi Api Unggun Waspadai Banjir Susulan
Warga berkumpul di sekitar api unggun di Dusun Kampung Baru, Desa Kalisat, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso. [Suara.com/Ahmad Su'udi]

Salah satu anggota tim KRPH Belawan Perhutani yang meninjau Bukit Suket di kaki Gunung Raung, Suyono mengatakan, mulanya tanah itu ditumbuhi ilalang. Kini bukit yang termasuk dalam wilayah Perhutani itu hanya berupa tanah basah tanpa tanaman, setelah terbakar Oktober 2019 dan diguyur hujan dengan intensitas 50 milimeter pada Rabu (29/1/2020).

Dia memperkirakan air bervolume tinggi tak mampu diserap atau ditahan bukit hingga langsung mengalir ke pertemuan dua ceruk yang mengarah ke desa. Air yang membawa material gunung terbakar itu turun melewati lahan perkebunan dan menerjang pemukiman.

"Di sana memang rawan kebakaran, memang kaki Gunung Raung. Untuk memadamkan api kesulitan, memang medannya sulit. Untuk pembalakan liar tidak ada," kata dia, Kamis (30/1/2020).

Pemkab Bondowoso mencatat Kecamatan Ijen pernah dilanda banjir pada tahun 2012, 2015, 2019 dan 2020. Meski sudah dibangun sungai buatan untuk menanggulangi banjir yang selesai tahun 2017, tapi tetap tak berdaya menangani banjir bandang yang disertai kayu-kayu hutan bekas kebakaran.

Baca Juga:Pasca Banjir Bandang di Ijen, Jalan Bondowoso ke Puncak Tetap Dibuka

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menengok kawasan banjir bandang di Dusun Kampung Baru, Desa Kalisat, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso. [Suara.com/Ahmad Su'udi]
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menengok kawasan banjir bandang di Dusun Kampung Baru, Desa Kalisat, Kecamatan Ijen, Kabupaten Bondowoso. [Suara.com/Ahmad Su'udi]

Badan Pusat Statistik tahun 2018 melaporkan, kecamatan itu memiliki enam desa dengan ketinggian rata-rata di atas 1.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan jumlah penduduk 11.252 orang, yang sebagian tinggal di rumah-rumah fasilitas pekerja perkebunan PTPN XII.

Direktur Operasional PTPN XII Anis Febriantomo mengatakan, pihaknya menyiapkan fasilitas pengungsian dan kesehatan, serta bantuan makanan dan minuman bagi korban kebanjiran yang merupakan pekerja PTPN XII sendiri. Dia berjanji akan memberikan bantuan uang tunai pada pekerja perkebunan yang tidak bisa bekerja karena terdampak banjir.

Dia juga menyampaikan tengah mengkaji posisi 35 unit rumah dinas di Dusun Kampung Baru untuk dilakukan relokasi. Bila dianggap berbahaya, PTPN XII yang memiliki lahan dan bangunan akan merelokasi ke lahan yang lebih aman.

"Kita akan membuat pemecah airnya, dan ini pasti kita kerjasama dengan Pemda dan Provinsi. Tapi sekarang kita fokus dulu ke penanganan jangka pendeknya," kata Anis.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang mengunjungi lokasi sehari setelah banjir mengatakan, bakal melakukan penghijauan gunung, terutama di Raung. Penanaman bakal dilakukan dengan menebar biji bibit pohon dari udara di musim hujan agar cepat bertunas dan tumbuh.

Baca Juga:Banjir Bandang Bondowoso Surut, Lumpur Tebal Selimuti Rumah Warga

Dia mengatakan kemungkinan material gunung bekas kebakaran hutan memperburuk dampak banjir. Program itu juga terbuka bagi masyarakat umum ataupun pendaki gunung yang mau berpartisipasi menyiapkan bibitnya atau menyebar langsung di gunung.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini