Profesor Nidom Klaim 2 Pekan Lagi Selesaikan Obat Virus Corona Covid-19

Alhamdulillah sudah sampai tahap finalisasi. Ada beberapa hal yang harus didalami untuk mencapai hasil yang maksimal, ungkap Prof Nidom.

Reza Gunadha
Jum'at, 27 Maret 2020 | 18:16 WIB
Profesor Nidom Klaim 2 Pekan Lagi Selesaikan Obat Virus Corona Covid-19
Profesor Dr drh Chairul Anwar Nidom atau Profesor Nidom, Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. (dok pribadi)

“Ya bisa dipahami, kenapa tanaman herbal Indonesia hanya sebatas jadi jamu semata, karena fasilitas sangat minim. Tetapi PNF memiliki laboratorium yang mampu menggunakan virus maupun bakteri untuk menguji coba bahan alami atau tanaman herbal sebagai Antiviral atau pembunuh virus bakteri,” katanya.

Saat ini, riset Prof Nidom bersama PNF telah sampai tahapan finalisasi, yakni pengujian dan pemaksimalan akhir. Hasil dari Antiviral virus corona Covid 19 buatan PNF ini akan berupa serbuk obat. Ia juga mengatakan bahwa setidaknya antiviral akan siap kurang lebih 2 minggu ke depan.

“Ya doakan saja 2 minggu lagi sudah selesai. Kami masih mencari finalisasi yang paling tepat, kurang ini kah atau lebih itu kah. Tapi pada dasarnya formula dasar sudah pasti,” tukas Prof Nidom.

Ditanya lebih lanjut, apakah sudah diuji coba ke sample virus, Prof Nidom mengatakan bahwa tahapan itu akan segera diumumkan secara resmi dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Baca Juga:Masih Genting Wabah Corona, India Putuskan Hentikan Ekspor Obat Malaria

Ia juga mengatakan harapannya agar tanaman herbal, bahan alami Indonesia mampu bersaing dengan pengobatan herbal China.

“Saya harap, jamu bisa menjadi obat masa depan, bukan obat kimia lagi. Ini adalah kesempatan Indonesia menyaingi obat cina. Saya tidak menyerah untuk bahan alami Indonesia ini bisa menjadi penyelamat umat manusia,” ungkapnya.

Antiviral tanaman herbal Curcumin (jahe, temulawak, kunyit) yang sedang dikembangkan oleh Prof Nidom akan berupa serbuk obat. Selanjutnya akan ditawarkan kepada pemerintah atau farmasi swasta untuk dijadikan obat.

“Dari kami outputnya serbuk, nanti kalau sudah selesai akan kami tawarkan ke pemerintah maupun pihak lain. Terserah mereka mau jadi kapsul atau kaplet,” pungkas Prof Nidom.

Baca Juga:Darah Penyintas Virus Corona Jadi Obat Pasien yang Masih Sakit, Bisakah?

REKOMENDASI

News

Terkini