SuaraJatim.id - Oknum dosen di IAIN Jember berinisial MK diduga mengancam mahasiswanya tidak lulus. Hasil bidik layar pesan berisi ancaman tersebut beredar di media sosial.
Akibatnya, seperti dikutip Suara.com dari Suaraindonesia.co.id, Minggu (26/4/2020), sejumlah mahasiswa mengakui ketakutan dan trauma terhadap ancaman yang dilakukan oleh oknum dosen tersebut.
Ancaman itu berawal dari MK yang diduga menyebar informasi hoaks terkait dugaan depresinya salah seorang mahasiswa, hingga dirawat di dokter jiwa bina sehat gara-gara tidak bisa mengikuti ujian tengah semester.
Karena sadar informasi itu hoaks dan telah ia sebarkan ke grup mahasiswa, maka MK disebut melakukan pengancaman.
Baca Juga:Bisnis Kaesang Pangarep Anak Presiden Jokowi Diserang Hoaks
Berikut isi ancaman itu:
"Karena yang menyebarkan persis dengan SS saya. Saya mau klarifikasi kepada kalian, jika terbukti salah satu dari kalian maka saya pastikan mata kuliah saya tidak akan lulus. Dan saya tidak main-main dengan hal ini."
Salah seorang mahasiswa berinisial MS, membenarkan ancaman tersebut disampaikan oleh oknum dosen IAIN Jember inisial MK.
Menurutnya, ancaman dan informasi yang kurang valid tersebut, seharusnya tidak di-share dan ditulis di dalam grup yang notabene adalah ruang publik.
MS mengatakan, ancaman itu bermula MK membagikan screenshot grup WA yang berisi konten tentang terdapat salah satu mahasiswa MTK mengalami gangguan jiwa.
Baca Juga:Kemakan Hoaks Obat Covid-19, Warga Vietnam Makan Daging Kucing Hitam
Dalam tulisan itu disebutkan, mahasiswa tersebut depresi karena tidak dapat mengikuti UTS yang disebabkan oleh sinyal internet lemah di rumahnya.
Untuk diketahui, seluruh perkuliahan kekinian berlangsung secara online, akibat adanya wabah virus corona covid-19.
"Ancaman itu berawal dari berita yang diduga hoaks yang diteruskan dan tersebar. Awalnya beliau (oknum dosen) yang share ke grup Telegram dan tidak bilang dulu kalau SS (screenshot) itu tidak tidak boleh disebar. Hah, ternyata ada salah satu anak yang menyebarkan itu, dan saya tidak tahu siapa yang menyebar itu, sehingga kemudian jadi heboh," ujarnya.
Dia menjelaskan, pada awalnya tidak menggubris kehebohan itu di grup perkuliahan itu.
Namun, setelah pergantian jam mata kuliah, percakapan di grup itu tambah heboh. Apalagi setelah ada konten bernada ancaman dari oknum dosen yang bersangkutan itu.
"Beliau mengancam sehabis ditelepon oleh wadek (wakil dekan) Tiga. Dia bilang kalau tak ada yang mengaku sebagai penyebar SS itu, semua tak bakal lulus."
Menurutnya, oknum dosen yang melakukan acaman itu merupakan dosen Tadris Matematika yang mengajar mata kuliah semester enam.
Diakuinya, dengan adanya ancaman tersebut, mahasiswa secara psikologis merasa terganggu dan merasa tidak nyaman.
"Kita kan tahu sendiri, sekarang itu kan jamannya teknologi. Jangankan itu, kita update status satu menit saja dan baru dilihat dua orang saja sudah bisa menyebar."
MS menilai, tersebarnya hasil bidik layar berisi informasi hoaks itu bukan salah mahasiswa dalam grup percakapan, melainkan dosen MK sendiri.
"Kalau berita yang di-screenshoot itu benar urgent dan tidak boleh dikonsumsi oleh mahasiswa, kenapa kok harus dikirim ke grup," tanyanya.
Menurutnya, psikologis masing-masing mahasiswa itu berbeda, ada yang kuat dan ada yang tidak dengan ancaman tersebut.
Apalagi, kata dia, dosen yang bersangkutan diduga juga menuduh temannya yang mengupdate status menggunakan screenshot itu yang juga dia mengambil dari statusnya orang lain.
"Saya juga tidak terima kalau teman saya itu dituduh yang menyebarkan screenshoot itu," kata dia.
Sampai berita ini ditulis, pihak IAIN Jember belum ada yang berhasil dikonfirmasi.