Imbas Pasar di Jember Ditutup, Pedagang: Kami Tak Mau Mati Kelaparan!

"Motor kredit, listrik bayar. Tolong lah pemerintah mengerti. Kami para pedagang juga manusia pak."

Agung Sandy Lesmana
Kamis, 28 Mei 2020 | 15:27 WIB
Imbas Pasar di Jember Ditutup, Pedagang: Kami Tak Mau Mati Kelaparan!
Ilustrasi pasar tradisional. [Antara]

SuaraJatim.id - Para pedagang tak kehilangan akal meski sejumla pasar di Kabupaten Jember, Jawa Timur sudah ditutup pemerintah karena pandemi Corona. Terkait hal itu, mereka kompak menggelar lapak dagangannya di tepi jalan, di sepanjang Jalan Raya Sultan Agung.

Lokasi berdagang di jalanan itu dianggap tempat alternatif sejak ditutupnya pasar induk dan beberapa pasar lain. Selain itu, tempat yang berpusat di jantung kota itu, juga dianggap strategis mudah dijangkau oleh pengendara yang melintas.

"Kami berani berjualan di sini, karena keluarga kami butuh makan. Pasar ditutup, ya sudah kami tidak mau mati kelaparan," kata Mad, salah satu pedagang seperti diwartakan Suara Indonesia--jaringan Suara.com, Kamis (28/5/2020).

Mad mengaku tak ada jalan lain untuk menyambung hidup di tengah pandemi ini dengan cara berdagang. Karena berdagang menjadi satu-satunya solusi untuk mencari pendapatan, Mad mengaku akan menanggunng segala risiko terbesar.

Baca Juga:Vonis Ringan, Kader PDIP Kasus Suap PAW Anggota DPR Dibui 1 Tahun 8 Bulan

"Motor kredit, listrik bayar. Tolong lah pemerintah mengerti. Kami para pedagang juga manusia pak," kata dia.

Pernyataan senada diungkapkan oleh pedagang ikan bernama Homsati. Ia bersama keluarga mengaku sengaja berjualan di tempat itu. Dengan alasan demi tuntutan kebutuhan hidup.

"Kalau pemerintah mau menanggung monggo kami siap tidak jualan. Tapi tolong, jangan usik kami yang lagi cari rejeki ini," kata dia.

Pantauan Suara Indonesia di lapangan, meski para pedagang berjualan secara dadakan, para pembeli terlihat berdatangan memadati jalanan tersebut. 

Perlu diketahui, Bupati Jember melalui Surat Edaran (SE) menutup sejumlah tempat perelanjaan dan pasar tradisional. Dengan alasan, mengurangi resiko tertular virus Corona dan akan disterilisasi dengan disinfektan.

Baca Juga:2 Balita Terbakar hingga Hangus, Orang Tua Tak Tahu Korban Bermain di Mobil

Namun anehnya, sejumlah toko waralaba di beberapa tempat masih tetap beroperasi.

Sehingga pedagang tradisional melakukan protes karena itu dianggap tidak adil dan terkesan tebang pilih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini