Kabar tersebut pun ramai, dan akhirnya perangkat desa Pegirian beserta kepolisian setempat membantu memediasi keluarga dan warga yang ikut memulangkan untuk bisa mengerti kondisi yang terjadi.
"Karena warga ini nggak percaya kalau positif Covid-19. Pihak rumah sakit kan gak bisa ngasih bukti karena yang punya hasil tesnya itu RS PHC," katanya.
Menik yang mengaku saat itu dibantu perangkat desa dan Babinsa serta Bhabinkamtibmas, akhirnya bisa membujuk pihak keluarga agar jenazah dimakamkan ke pemakaman khusus jenazah Covid-19 di TPU Keputih Surabaya.
"Kita jelaskan, di mediasi itu, Alhamdulillah berhasil. Sehingga keluarga itu berkenan jenazah di makamkan ke TPU Keputih. Awalnya mereka pingin dimakamkan di sekitar Pegirian karena mungkin ya mau bersebelahan dengan makam keluarga yang lain," jelasnya.
Baca Juga:Bikin Ngeri! Warga Paksa Bawa Pulang Mayat Pasien Corona Pakai Gledekan RS
Rupanya setibanya di tempat pemakaman, keluarga sempat melakukan penolakan kembali. Mereka meminta jenazah dimakamkan tanpa menggunakan peti.
"Saya dapat informasi emang sempat ramai kembali, ya mau gimana lagi karena massa yang banyak tadi akhirnya jenazah dimakamkan atas permintaan keluarga. Tapi setidaknya sudah menggunakan protokol kesehatan," tuturnya.
Sementara itu, mengenai kondisi keluarga yang sudah terlanjur kontak dengan pasien, Menik mengatakan bahwa sebagian keluarga sudah melakukan rapid test. Sisanya masih belum bisa karena alasan sibuk dengan pekerjaan.
"Dari lima anak pasien, baru dua orang yang bersedia melakukan rapid. Sementara yang lainnya masih belum. Tapi kami akan terus membujuk dan mengupayakan mereka untuk bisa rapid ya," kata dia.
Baca Juga:Jenazah PDP Corona Diambil Paksa Warga, Berujung Bentrok dengan Aparat