Gelombang kedua, kata dia, kemungkinan besar bisa terjadi jika masyarakat masih tetap seenaknya tidak menghiraukan aturan yang ada.
Fauzan juga menambahkan masyarakat harus mempunyai kesadaran penuh akan virus ini. Hingga kini, para peneliti masih berjuang mencari obat yang terbaik untuk mengatasi COVID-19.
"Sesuai dengan apa yang dikatakan Presiden Joko Widodo, masyarakat harus mempunyai perasaan yang sama bahwa pandemi ini belum berakhir dan harus saling menjaga dengan mematuhi protokol kesehatan," katanya.
Di Kota Kediri, jumlah kasus COVID-19 hingga Rabu (8/7) untuk orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 459 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) 55 orang, dan yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 64 orang, terdiri atas 14 orang masih dirawat, 49 orang sudah sembuh, dan satu orang meninggal dunia.
Baca Juga:13.069 Orang Jakarta Positif Corona Sampai 8 Juli, Sehari Tambah 344 Kasus
Pada Rabu, ada tiga tambahan yang terkonfirmasi positif COVID-19, yakni kasus 62, kasus 63, dan kasus 64.
Kasus 62, seorang perempuan usia 30 tahun, warga Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri. Ia tertular dari suami yang bekerja di Surabaya.
Kemudian kasus 63, seorang laki-laki usia 68 tahun, asal Kelurahan Singonegaran, Kota Kediri. Ia bekerja di Pasar Pahing Kediri, dan masuk klaster Banyakan. Yang bersangkutan dinyatakan masuk klaster Banyakan, karena setiap hari ke Banyakan, Kabupaten Kediri yang merupakan rumah orang tuanya.
Selanjutnya kasus 64, seorang laki-laki usia 49 tahun, warga Kelurahan Kaliombo, Kota Kediri.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar berharap masyarakat menaati protokol kesehatan dan selalu mengenakan masker ketika keluar rumah demi mencegah penyebaran COVID-19. (Antara)
Baca Juga:Resa Tetap Enjoy Jalani TC Timnas U-16 dengan Protokol Kesehatan Ketat