Kendati demikian, lanjut dia, Unair telah meminta perubahan dan perbaikan ke BPOM sepanjang memenuhi persyaratan.
"Yang terpenting, untuk di Bandung BPOM sudah melakukan inspeksi," tuturnya.
"Dari inspeksi ini, temuan-temuannya sudah kami tindak lanjuti. Tidak ada pertemuan merger. Jadi, ditindaklanjuti langsung," ujarnya.
Dia juga menyatakan tingkat efektivitas kombinasi obat penawar Covid-19 temuan peneliti Unair mencapai lebih dari 98 persen.
Baca Juga:DPR Minta Birokrasi Permudah Izin Produksi Obat Covid-19 Temuan Unair
"Dari hasil uji klinis terhadap tiga obat tersebut, setelah dikombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik. Untuk kombinasi tertentu sampai 98 persen efektivitasnya, yang paling rendah di angka 92 persen. Efektivitas ini berdasar dari sampel yang diambil secara acak," katanya.
Sebelumnya, Unair telah melakukan evaluasi pada lebih dari 1.100 sampel dari berbagi multicenter, yakni Rumah Sakit TNI, Rumah Sakit Universitas Airlangga, Rumah Sakit TNI-Polri, dan Rumah Sakit Lamongan.
Dari hasil itu yang memenuhi syarat inklusifivitas dan lainnya lebih dari 750 sampel.
"Ketika persiapan yang lain, kami diajak menangani di sana. Tetapi kami sekaligus melakukan uji klinis di sini. Meskipun di luar rencana," katanya.
Selain itu, ketiga kombinasi obat penawar Covid-19 mempunyai dosis yang lebih rendah dibanding apabila obat diberikan secara tunggal. (Antara)
Baca Juga:Unair Masih Tunggu Izin dari BPOM untuk Obat Penawar Covid-19