Orang Dekat Istana dan Pejabat di Pilkada Jawa Timur, Siapa Saja?

Apakah ada nama-nama yang kontriversi?

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 21 Agustus 2020 | 07:30 WIB
Orang Dekat Istana dan Pejabat di Pilkada Jawa Timur, Siapa Saja?
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Pasangan calon kepala daerah yang diumumkan tahap pertama, meliputi Ony Anwar-Dwi Rianto Jatmiko (Kabupaten Ngawi), Sanusi-Didik Gatot Subroto (Kabupaten Malang), dan Achmad Fauzi-Dewi Khalifah (Kabupaten Sumenep).

Berikutnya, pada tahap kedua pengumuman adalah pasangan M Nur Arifin-Syah Natanegara (Kabupaten Trenggalek), Raharto Teno-M Hasjim Ashari (Kota Pasuruan), Hanindhito Pramono-Dewi Maria Ulfa (Kabupaten Kediri), Rijanto-Marhaenis (Kabupaten Blitar), Santoso-Tjutjuk Sunaryo (Kota Blitar), dan Pungkasiadi-Titik Masudah (Kabupaten Mojokerto).

Selanjutnya pada tahap ketiga masing-masing pasangan Setiajit-Armaya Mangkunegara (Kabupaten Tuban), Fandi Achmad Yani-Aminatun Habibah (Kabupaten Gresik), Ipuk Fiestiandani-Sugirah (Kabupaten Banyuwangi), Sugiri Sancoko-Lisdyarita (Kabupaten Ponorogo), dan Kartika Hidayati-Sa'im (Kabupaten Lamongan).

Pengamat politik sekaligus peneliti Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdusalam menilai pertarungan di Pilkada Surabaya 2020 akan sengit karena bakal cawali Surabaya Machfud Arifin yang didukung sebagian besar parpol melawan calon yang akan diusung parpol besar yakni PDIP.

Baca Juga:Rumah Dekat Ring 1 Jokowi, Bocah 4 SD Pinjam HP Teman Buat Belajar Online

"PDIP jelas sangat siap. Kalaupun PDIP berjuang sendiri melawan koalisi besar (Machfud Arifin), itu tidak jadi masalah. Tidak ada istilah koalisi gajah lawan semut di Pilkada Surabaya. Ini gajah lawan gajah," ucapnya menegaskan.

Surokim menilai meski belum mengumumkan jagoannya itu bukan berarti PDIP dinilai tidak siap. Ia menyebut pengumuman pasangan calon di Pilkada Surabaya sebagai strategi untuk menghadapi Machfud Arifin yang telah memborong dukungan hampir semua partai.

Menurut dia, wajar jika PDIP belum mengumumkan nama calonnya di Pilkada Surabaya karena sudah mempunyai syarat kecukupan kursi untuk mencalonkan wali kota dan wakilnya.

"Memang ini plus-minus kalau sampai saat ini PDIP belum beri rekomendasi. Plusnya, PDIP bisa menyembunyikan peta kekuatannya, yang membuat lawannya menjadi buta terhadap kekuatan dan strategi PDIP. Kan sudah terbukti, hingga sekarang Pak Machfud Arifin, belum menentukan siapa wakilnya, itu salah satunya karena menunggu calon PDIP," ujarnya.

Namun, minusnya, pada masa pandemi COVID-19 ini, model kampanye berbeda dibanding sebelumnya yang memungkinkan pengumpulan massa. "Ini masa pandemi. Butuh waktu lama untuk sosialisasi karena harus benar-benar patuh protokol kesehatan," tuturnya.

Baca Juga:Giring Jadi Plt Ketum PSI, Grace Natalie Minta Restu ke Jokowi

Surokim pun membeberkan sejumlah faktor bagaimana kekuatan dan kesiapan PDIP di Pilkada Surabaya yang tidak bisa dipandang remeh.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini