Orang Dekat Istana dan Pejabat di Pilkada Jawa Timur, Siapa Saja?

Apakah ada nama-nama yang kontriversi?

Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 21 Agustus 2020 | 07:30 WIB
Orang Dekat Istana dan Pejabat di Pilkada Jawa Timur, Siapa Saja?
Presiden Joko Widodo atau Jokowi (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Pertama, faktor sejarah dalam pemilu langsung, di mana PDIP selalu menang di Surabaya. Ini bisa mempengaruhi warga untuk memilih lagi.

Kedua, karakteristik warga Kota Surabaya yang identik dengan kota perjuangan bisa digarap PDIP dengan baik. "Lihat saja, PDIP selalu mengusung jargon gotong royong. Meski pemilih di Surabaya sangat heterogen, tetapi gotong royong itu bisa masuk ke masyarakat langsung," katanya.

Tak heran, kata dia, jika PDIP punya pemilih yang solid. Rata-rata selama ini berdasarkan statistik kajian pemilu, pemilih partai yang patuh pada rekomendasi partai dalam pilkada hanya sekitar 30-50 persen.

"Tapi, PDIP berbeda. Loyalitas orang yang memilih PDIP untuk mengikuti rekomendasi PDIP di pilkada bisa tembus 60 persen. Apalagi, PDIP pernah mengusung calon dan menang di Surabaya, lalu dianggap sebagai sosok yang sukses membawa Surabaya, yaitu Bu Risma. Ini akan menambah kepercayaan masyakarat terhadap PDIP dan calonnya di Surabaya," katanya.

Baca Juga:Rumah Dekat Ring 1 Jokowi, Bocah 4 SD Pinjam HP Teman Buat Belajar Online

Sedangkan pakar politik asal Universitas Wijaya Kusuma Sucahyo Tri Budiono menilai PDI Perjuangan mempunyai pekerjaan berat pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Surabaya 9 Desember 2020.

Pekerjaan beratnya adalah mengangkat elektabilitas dari calon yang diusung pada pilkada.

Menurut ia, sampai saat ini partai berlambang kepala banteng moncong putih itu kesulitan mengganti figur sekelas Tri Rismaharini yang sudah diakui prestasinya.

Tidak itu saja, Sucahyo memprediksi pertarungan politik di internal PDI Perjuangan sangat kental, yang terlihat dari saling klaim sejumlah kader dalam mendapat rekomendasi dari DPP.

"Internal sangat kuat pertarungannya untuk mengusung di level wali kota maupun wakil wali kota. Sayang kader yang ada belum melebihi kualitas Tri Rismaharini," ucapnya.

Baca Juga:Giring Jadi Plt Ketum PSI, Grace Natalie Minta Restu ke Jokowi

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wijaya Kusuma itu juga berpendapat bahwa pilihan terbaik untuk kepentingan Pilkada Surabaya maupun Pemilu 2024 adalah menggandeng kekuatan Machfud Arifin (bakal cawali yang diusung sejumlah parpol lainnya)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini