SuaraJatim.id - Siapa nama calon yang akan direkom DPP PDI Peruangan di Pilkada Kota Surabaya Tahun 2020? Sampai sekarang masih gelap.
Bahkan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang kini jadi pengurus DPP partai berlambang kepala banteng itu pun tidak juga memberikan bocoran nama.
Alih-alih memberikan bocoran inisial nama atau lainnya, Risma malah bicara ngalor-ngidul soal kriteria calon. Misalnya bicara tentang kriteria calon harus bisa meneruskan program yang sudah dijalankannya selama 10 tahun ini. "Iya dong, pasti bisa (meneruskan program)," ujarnya, Selasa (1/9/2020) sore.
Kemudian, dia juga malah bicara masa depan Surabaya. Misalnya, jika nanti penggantinya sudah terpilih harus bisa membuat Kota Surabaya lebih berkembang, bukan sebaliknya.
Baca Juga:Mahasiswa Kedokteran UNAIR Surabaya Bunuh Diri Minum Cairan Kimia
Namun demikian, Risma menjelaskan kalau untuk memilih calon walikota untuk Surabaya Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan pengurus DPP lainnya harus berhati-hati. Itu kenapa rekom keluar terakhir.
"Jadi kenapa ibu ketua umum memperhatikan ini, karena Surabaya ini sudah dikenal di seluruh dunia. Kenapa ibu ketua umum dan semua tim di DPP sana sangat hati-hati menentukan Surabaya, karena tidak ingin Surabaya turun kondisinya," katanya.
Kemudian, wali kota perempuan yang berjuluk Singa Betina itu justru memuji setinggi langit peran Ketua Umum DPP PDI Perjuangan dalam pembangunan kotanya.
Ia misalnya, menyebut kalau banyak ide-ide Mega ia adopsi sehingga program Kota Surabaya berjalan dengan baik.
"Jadi gini ya, contohnya misalkan, Ibu Megawati bilang 'jaman dulu itu anak Kecil-kecil dikasih makan, supaya fisiknya bagus, dan enggak stunting'. Itu masukan ibu ketua umum, sama juga lansia. Jadi pimpinan PDI-P itu ada sekolah kepala daerah," ujarnya.
Baca Juga:PDIP Umumkan Calon Wali Kota Surabaya Pengganti Risma Rabu Besok
Selain itu, PDI Perjuangan juga memberikan pendidikan kedisiplinan kepada para kepala daerah kadernya, termask Risma sendiri.
Misalnya, saat tiap kali Rakernas itu enggak boleh terlambat. Kalau terlambat langsung dicoret, dihukum, bahkan ada yang dipecat.
"Jadi ada yang titip absen itu, ketahuan langsung dipecat. Jadi kita bener-bener diajari, digodok disiplin, diajari bagaimana membuat kota ini menjadi bagus, ya memang kan macem-macem penerimaannya," ujarnya.
Ia melanjutkan," Saya banyak belajar, seperti Pokak, itu kita belajar saat pameran, Ibu Mega buat pameran rempah-rempah itu."
Kontributor : Dimas Angga Perkasa