SuaraJatim.id - Musim kemarau ini, kekeringan mulai menerpa beberapa wilayah di Kabupaten Bojonegoro. Permintaan air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga terus meningkat.
Sejak 7 September 2020, BPBD mulai mendistribusikan air bersih. Sedikitnya sudah ada lima desa yang mengajukan pendistribusian air bersih. Yakni, Desa Butoh Ngasem, Desa Ngorogunung Bubulan, Desa Sumberharjo Sumberejo, Desa Mulyorejo Tambakrejo dan Desa Ngasem Kecamatan Ngasen.
Desa yang terdampak kekeringan itu masing-masing mendapat jatah 5.000 liter air bersih, kecuali Desa Sumberharjo Kecamatan Sumberejo yang wilayah terdampak kekeringan mencapai tujuh Rukun Tetangga (RT) dikirim 10.000 liter.
"Memang baru lima desa tersebut yang melayangkan surat kepada BPBD. Beberapa desa sudah mulai melaporkan bahwa ketersediaan air bersih mulai menipis," Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia, kemarin.
Baca Juga:Gubernur Jatim Beri Sanksi Bupati Jember: 6 Bulan Hak Keuangan Tak Dibayar
Diperkirakan permintaan terus meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekeringan, BPBD Bojonegoro telah menyiapkan kurang lebih 1000 tangka air bersih dengan kapasitas 5000 liter dalam setiap pengiriman.
"Beberapa waktu yang lalu BPBD juga mendistribusikan 36 buah tandon air untuk 36 desa terdampak kekeringan, dengan sistem pinjam pakai," terangnya, seperti dikutip dari beritajatim.com, media partner suara.com di Jawa Timur.
Tandon air tersebut, lanjut Nadif, diharapkan bisa membantu saat droping air bersih. Pihaknya berharap setiap desa terdampak kekeringan membuat laporan kepada BPBD untuk mekanisme pengiriman air bersih.