Masalah Jantung Masuk 3 Besar Penyakit Paling Banyak Diderita Warga Jatim

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, terdapat tiga penyakit kronis dengan penderita tertinggi di wilayah Provinsi Jawa Timur.

Risna Halidi
Kamis, 15 Oktober 2020 | 05:10 WIB
Masalah Jantung Masuk 3 Besar Penyakit Paling Banyak Diderita Warga Jatim
Ilustrasi serangan jantung, dada sesak, nyeri dada. (Shutterstock)

SuaraJatim.id - Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, terdapat tiga penyakit kronis dengan penderita tertinggi di wilayah Provinsi Jawa Timur.

Tercatat hipertensi berada di urutan pertama dengan total penderita mencapai 11.481.333, diikuti dengan penderita penyakit jantung sebanyak 599.339, dan terakhir penyakit stroke dengan total penderita hingga 391.984.

Berbicara dalam acara peluncuran layanan apotik digital Lifepack di Surabaya, Dr. Achmad Lefi, dr, SpJP (K), FIHA mengungkapkan perlunya mengenali berbagai faktor risiko serta pencegahan penyakit kronis termasuk penyakit jantung.

"Secara umum, serangan jantung adalah kondisi jantung tertutup rapat atau terjadi pembekuan secara mendadak karena tidak adanya asupan nutrisi oksigen ke dalam dada," kata Lefi yang juga Dokter Spesialis Jantung dan Ketua Perhimpunan Kardiovaskuler wilayah Surabaya, melalui siaran tertulis yang diterima Suara.com beberapa waktu lalu.

Baca Juga:Tidak Ada Zona Merah di Jatim, Satgas Covid-19: Terimakasih Bonek!

Ia melanjutkan, ada beberapa tanda-tanda seseorang tengah mendapatkan serangan jantung. Tanda tersebut diantaranya rasa sakit atau nyeri, serta perasaan tidak nyaman di tengah dada.

"Nyeri tersebut kemudian menjalar ke lengan kiri, bahu, punggung, leher seperti rasa tercekik. Lalu diikuti dengan sesak nafas, mual, muntah, pusing, hingga bisa pingsan."

Ia menambahkan, saat ini penderita penyakit jantung di Indonesia telah mencapai 16,8 juta orang dengan dominasi usia penderita 45-65 tahun sebanyak 6,88 juta.

Karenanya diperlukan solusi bagi penderita penyakit jantung untuk meningkatkan keteraturan dalam mengonsumsi obat. Untuk itu, ia melihat aplikasi apotek digital dapat menjadi solusi pemecahan masalah untuk meningkatkan keteraturan minum obat bagi penderita penyakit kronis salah satunya penyakit jantung.

Salah satu cara menjaga keteraturan minum obat adalah dengan meningkatkan Medical Adherence atau kepatuhan terhadap pengobatan lewat Blister Pack atau Kotak Obat Sekali Pakai.

Kotak obat tersebut bisa diatur berdasarkan waktu konsumsi, pagi, siang, sore, dan malam.

Baca Juga:3 Pegawai Positif, Ngurus KTP dan Akta Kelahiran di Blitar Tutup Sepekan

Di dalam kotak obat nantinya terdapat informasi secara lengkap dengan detail seperti tanggal konsumsi obat, waktu konsumsi obat, serta nama pasien tertera di kotak obat. Ada juga fitur pengingat konsumsi obat di aplikasi yang tersedia.

"Kami berharap, hadirnya apotek digital di kota Surabaya dapat memberikan kemudahan akses layanan kesehatan bagi masyarakat untuk mendapatkan obat," sambung CEO Lifepack & Jovee, Natali Ardianto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini